-->

Kami sangat menghargai kehadiran Anda di sini. 🙏

Dukung kinerja jurnalisme kami dengan berdonasi agar kami bisa terus menyajikan berita berkualitas untuk Anda. 🚀

Dukung Kami

Anda tidak aktif selama 10 menit!

Halaman akan berpindah ke artikel berikutnya dalam 5 detik. Klik atau sentuh layar untuk membatalkan.

Jumat, 18 April 2025
12:22:49 pagi

Retno Marsudi Sebut Indonesia-Malaysia Tingkatkan Kerja Sama untuk Atasi Krisis di Myanmar


LELEMUKU.COM - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menyatakan, Indonesia dan Malaysia siap meningkatkan kerja sama untuk menyelesaikan masalah di Myanmar, yang berkecamuk sejak kudeta militer pada awal 2021.

Retno bertemu dengan Menteri Luar Negeri Malaysia Zambry Abdul Kadir di sela konferensi tingkat tinggi atau KTT Uni Eropa-ASEAN di Brussel pada Rabu 14 Desember 2022. Dia menyebut dalam kesempatan itu telah membahas situasi di Myanmar, "dan (kami) sepakat untuk meningkatkan koordinasi dalam kerangka ASEAN," katanya dalam pengarahan media.

Dalam pernyataannya, Retno tidak menjelaskan secara rinci bagaimana RI dan Malaysia akan membangun kerja sama dalam kerangka mendatang.

Selain isu Myanmar, saat berjumpa dengan Zambry, Retno membahas upaya penguatan hubungan bilateral RI dan Malaysia, penyelesaian kasus yang menyangkut Pekerja Migran Indonesia, hingga kebijakan deforestasi-komoditas bebas Uni Eropa.

Myanmar dilanda krisis sejak junta militer pada awal tahun lalu menggulingkan pemerintah sipil terpilih yang dipimpin oleh peraih Nobel Perdamaian Aung San Suu Kyi. Gerakan perlawanan termasuk pasukan bersenjata, muncul di sejumlah wilayah di Myanmar. Namun junta militer melawannya dengan kekuatan mematikan.

Sebelumnya, saat tanya jawab setelah pernyataan pers Bali Democracy Forum, 8 Desember 2022, Retno mengatakan lima butir konsensus yang ditelurkan oleh para Pemimpin ASEAN tahun lalu akan tetap menjadi panduan dalam menyelesaikan krisis Myanmar. Dia memberikan sinyal tidak akan ada perubahan pendekatan Indonesia dalam menyelesaikan masalah Myanmar saat presidensi ASEAN pada 2023.

"Jadi, selama pemimpin ASEAN tidak memutuskan hal yang berbeda, berarti kita tetap menjadikan implementasi five point of consensus ini menjadi panduan bagi Keketuaan Indonesia dalam membantu Myanmar untuk mengatasi krisis politiknya," kata Retno.

Konsensus dibuat oleh para pemimpin negara-negara anggota ASEAN pada April 2021 dengan lima poin yakni dialog konstruktif, penghentian kekerasan, mediasi antara berbagai pihak, pemberian bantuan kemanusiaan, dan pengiriman Utusan Khusus ke Myanmar. Kelompok sipil di Myanmar menilai pendekatan itu gagal sebab junta masih melanggengkan kekerasan.

Harapan Pemerintahan Sipil Myanmar

Indonesia menerima tongkat estafet keketuaan ASEAN dari Kamboja sekitar tiga pekan lalu. Saat penyerahan presidensi di Phnom Penh, Presiden RI Joko Widodo mengatakan ASEAN harus menjadi kawasan yang stabil, damai, dan menjadi jangkar stabilitas dunia. Untuk keketuaan 2023, Indonesia mengusung tema ASEAN Matters: Epicentrum of Growth.

Penjabat Presiden National Unity Government (NUG) Myanmar, Duwa Lashi La, meyakini presidensi Indonesia di ASEAN tahun depan akan membuat banyak perubahan dalam menyelesaikan masalah di Myanmar. Di tengah situasi mengerikan perang junta militer melawan rakyat di Myanmar, ASEAN diharapkan dapat menjadi agen dalam menghentikan krisis ini.

Duwa Lashi La mengatakan, Indonesia memiliki kesamaan nilai dengan Myanmar. Jika ingin berdiri di sisi demokrasi, Indonesia harus berjalan bersama rakyat Myanmar. "Ini mungkin karena kita memiliki pengalaman yang sama: berada di bawah kediktatoran dalam waktu yang lama. Kami yakin kepemimpinan Indonesia akan membuat banyak kemajuan," ujarnya saat wawancara khusus dengan Tempo secara virtual, Jumat, 25 November 2022.

Retno, usai forum Bali Democracy Forum mengatakan, Indonesia berkali-kali menunjukan kekhawatiran mengenai situasi yang terjadi di Myanmar. Sejauh ini, tidak ada kemajuan yang signifikan terhadap implementasi lima butir konsensus itu.

"Tetapi sekali lagi yang dapat dilakukan oleh ASEAN adalah membantu. Yang dapat menyelesaikan masalah Myanmar adalah Myanmar. Yang paling penting sekarang apabila tidak ada kerja sama, tidak ada komitmen dari junta militer Myanmar untuk mengimplementasikan 5 point of consensus, saya bayangkan situasi Myanmar tidak akan menjadi lebih baik," kata Retno.(Daniel Fajri)


Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel

Iklan Bawah Artikel