UEA dan Ukraina akan Mulai Bicara tentang Kesepakatan Perdagangan Bilateral
pada tanggal
06 Desember 2022
ABU DHABI, LELEMUKU.COM - Uni Emirat Arab (UEA) dan Ukraina pada hari Senin (5/12) mengumumkan niat mereka untuk memulai negosiasi terkait kesepakatan perdagangan bilateral, yang diperkirakan akan selesai pada pertengahan tahun depan, kata kementerian ekonomi UEA.
UEA telah berusaha untuk tetap netral dalam perang Rusia-Ukraina meskipun ada tekanan Barat pada produsen minyak Teluk itu untuk ikut mengisolasi Moskow, sesama anggota OPEC+.
Menteri Negara UEA untuk perdagangan luar negeri, Thani Al Zeyoudi, dan menteri ekonomi Ukraina, Yulia Svyrydenko, menandatangani pernyataan bersama tentang negosiasi menuju Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif (CEPA), kata kementerian itu.
Kesepakatan ekonomi ini akan menjadi yang pertama bagi UEA dengan negara di Eropa itu, menyusul janji perdagangan dan investasi lebih dari $3 miliar yang dibuat selama kunjungan Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky ke negara Teluk itu pada Februari 2021.
"Bagi kami, Ukraina adalah mitra dagang utama. Pertumbuhan dan potensi investasi tinggi sebelum seluruh situasi geopolitik; kami pikir sudah waktunya untuk mendorong realisasinya,” kata Thani Al Zeyoudi, menteri negara UEA untuk perdagangan luar negeri, kepada Reuters.
Perdagangan nonminyak UEA-Ukraina bernilai lebih dari $900 juta pada tahun 2021, naik hampir 29 persen dari tahun sebelumnya, dan 12 persen lebih tinggi daripada tahun 2019, menurut kementerian UEA itu.
Pembicaraan kemungkinan akan berfokus pada peluang untuk memperluas perdagangan pada sektor jasa, dan tentang ketahanan pangan yang diupayakan oleh UEA yang merupakan pusat perdagangan. Ukraina adalah pemasok utama gandum ke Timur Tengah.
Pernyataan kementerian itu mengatakan CEPA dengan Ukraina akan membuka akses ke pasar baru di Asia, Afrika dan Timur Tengah untuk hasil pertanian dan industri Ukraina.
UEA telah menandatangani kesepakatan perdagangan bebas dengan India, Israel, dan Indonesia tahun ini, yang bertujuan untuk membangun posisinya sebagai pusat perdagangan dan logistik global pada saat terjadi persaingan yang meningkat dari Arab Saudi. (VOA)