Xi Jinping Harap Rusia dan Ukraina dapat Selesaikan Konflik secara Politik
pada tanggal
22 Desember 2022
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Presiden Cina Xi Jinping menyatakan pihaknya berharap semua pihak dalam perang Ukraina akan menahan diri dan menyelesaikan masalah keamanan melalui cara politik. Pemimpin Cina menyampaikan tersebut kepada Dmitry Medvedev, ketua partai Rusia Bersatu saat selama pertemuan di Beijing pada Rabu, 21 Desember 2022.
Xinhua melaporkan, Xi juga mengatakan kepada Medvedev bahwa dia berharap Partai Komunis Cina dan Rusia Bersatu dapat meningkatkan komunikasi dan memberikan kebijaksanaan untuk memperdalam kerja sama strategis antara Cina dan Rusia.
Posisi Cina di perang Ukraina memberikan kesan yang ambigu bagi Barat. Pihak Barat sangat mendorong Kyiv untuk bertahan dan mengecam dengan keras agresi Rusia. Beijing dan Moskow menyatakan punya hubungan tanpa batas, seperti diungkap kedua pihak di awal 2022, sebelum invasi Rusia ke Ukraina.
Kendati demikian, Cina menjaga jarak dan tidak mau membantu Moskow secara militer. Beijing juga mengkhawatirkan penggunaan senjata nuklir dalam perang, walau di sisi lain, Rusia dan Cina juga melihat ada "musuh bersama" dalam sosok Amerika Serikat.
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri Ukraina Dmytro Kuleba meyakini China punya kapasitas untuk membantu menyelesaikan invasi Rusia ke negaranya. Kyiv terbuka ihwal hubungan dengan Beijing, yang punya kedekatan dengan Moskow, dan mau terus menjalin komunikasi diplomatik.
"Kami percaya China dapat memainkan peran untuk membuat Rusia menarik diri dari Ukraina," kata Kuleba saat pengarahan bersama media asing yang dihadiri Tempo secara virtual pada Selasa, 13 Desember 2022.
Rusia menginvasi Ukraina sejak Februari 2022. Kedua belah pihak belum memberikan tanda ingin duduk bersama di meja perundingan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky terbang ke Washington pada Rabu, 21 Desember 2022. Di negeri Paman Sam dia akan bertemu dengan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dan berpidato di depan Kongres.
Kremlin mengatakan pada Rabu, 21 Desember 2022, bahwa pihaknya tidak melihat peluang untuk melakukan pembicaraan damai dengan Kyiv. Dalam panggilan telepon dengan wartawan, juru bicara Dmitry Peskov mengatakan bahwa pasokan senjata Barat yang terus berlanjut ke Ukraina akan menyebabkan "pendalaman" konflik.(Daniel Fajri)