Indonesia dan Timor Leste Bahas Masalah Perbatasan hingga Kerja Sama Ekonomi
pada tanggal
12 Januari 2023
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menerima lawatan Menteri Luar Negeri dan Kerja Sama Timor Leste Adaljiza Magno di Jakarta pada Rabu, 11 Januari 2023. Sejumlah isu dibahas dalam pertemuan bilateral tersebut, seperti peluang meningkatkan kerja sama ekonomi dan penyelesaian batas darat antara kedua negara.
Mengenai kerja sama ekonomi, kedua menteri membahas tindak lanjut rencana pembangunan Joint Industrial Park. Retno dan Adaljiza sepakat untuk mulai membahas pembentukan perjanjian Joint Free Trade Zone di dalam kawasan industri perbatasan antara Distrik Oecusse dan Provinsi Nusa Tenggara Timur.
Pertemuan dengan Adaljiza dilakukan setelah Retno menyampaikan pernyataan pers tahunan menteri luar negeri di Gedung Kementerian Luar Negeri RI. Dalam pidatonya, Retno mengatakan Indonesia akan mempercepat penyelesaian sejumlah perundingan bilateral yang saling menguntungkan termasuk dengan Timor Leste.
Pertemuan kemarin juga membahas ihwal percepatan penyelesaian Bilateral Investment Treaty (BIT) dan nota kesepahaman di bidang komunikasi dan informatika. Dua diplomat top itu sepakat bahwa perjanjian-perjanjian tersebut akan diupayakan diselesaikan tahun ini agar dapat ditandatangani pada saat kunjungan Perdana Menteri Timor Leste, yang waktunya akan ditentukan kemudian.
Mengenai perbatasan darat, Retno dan Adaljiza sepakat untuk mendorong upaya penyelesaian pembahasan dua segmen perbatasan darat Indonesia dan Timor Leste, yaitu Bidjael Sunan-Oben dan Noel Besi-Citrana.
"Menteri Retno sampaikan bahwa kondisi kondusif penting untuk dijaga agar perundingan dapat dilanjutkan," tulis keterangan Kementerian Luar Negeri.
Dalam pertemuan dengan Adaljiza, Retno juga menjelaskan mengenai prioritas keketuaan Indonesia di ASEAN pada 2023. Dalam KTT di Pnom Penh November lalu, ASEAN telah menerima secara prinsip keanggotaan Timor Leste. Peta Jalan bagi keanggotaan penuh akan dibuat.
"Indonesia menyambut baik penerimaan secara prinsip keanggotaan Timor-Leste di ASEAN," kata Retno.
Timor-Leste sudah mengajukan keanggotaan ASEAN sejak 2011, namun ijin masuk blok Asia tenggara itu terganjal restu sejumlah negara. Faktor nilai produk domestik bruto Timor-Leste yang jauh tertinggal dari negara-negara ASEAN lain, menjadi salah satu alasan pihak yang menolak. (Daniel Fajri|Tempo)