Joe Biden Setuju Kirim 31 Tank Tempur Abrams ke Ukraina
pada tanggal
27 Januari 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Presiden Joe Biden hari Rabu (25/1) membenarkan laporan media tentang bantuan militer baru ke Ukraina.
“Hari ini, saya mengumumkan, Amerika akan mengirim 31 tank Abrams ke Ukraina, setara dengan satu batalyon Ukraina. Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin menganjurkan langkah ini karena akan meningkatkan kekuatan Ukraina untuk mempertahankan wilayahnya dan mencapai tujuan strategisnya,” kata Biden.
Pernyataan Biden itu disampaikan hanya beberapa jam setelah Kanselir Jerman Olaf Scholz mengumumkan Berlin akan menyediakan 14 tank Leopard 2 dan membuka jalan bagi negara-negara Eropa lainnya untuk mengirim tank mereka sendiri ke Ukraina. Jerman bertujuan mengerahkan dua batalyon tank dengan tank Leopard 2 untuk Ukraina dalam beberapa bulan ke depan.
Pengumuman Scholz itu telah lama ditunggu oleh Ukraina, Polandia, negara-negara Baltik, dan lainnya. Pemimpin Jerman itu mengatakan Berlin mendukung Ukraina, tetapi menegaskan ia tidak ingin memprovokasi (memancing kemarahan, red.) Rusia.
"Kita harus memperjelas bahwa kita melakukan apa yang diperlukan dan yang mungkin diperlukan untuk mendukung Ukraina, namun pada waktu yang sama, kita mencegah perang meningkat menjadi perang antara Rusia dan NATO, dan kita akan terus mematuhi prinsip ini,” ujar Scholz.
Biden berterima kasih kepada Scholz, dan mengatakan bahwa Jerman telah berusaha untuk Ukraina.
“Tidak ada ancaman seragan ke Rusia. Jika pasukan Rusia kembali ke Rusia - mereka akan di sana, tempat mereka berada, maka perang ini akan berakhir sekarang. Itulah yang kita semua inginkan, mengakhiri perang ini dengan adil dan langgeng,” tegasnya.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy telah lama meminta tank berat, dengan mengatakan, tidak hanya lima, 10 atau 15, tetapi Kyiv membutuhkan antara 250 dan 350 tank. Pakar militer mengatakan jumlah total yang dijanjikan negara-negara sekutu sejauh ini sekitar 90.
Kementerian Luar Negeri Rusia di Moskow menyebut keputusan semacam itu berbahaya dan memperingatkan hal itu akan meningkatkan konflik. (VOA)