Kota Wahun di China Rayakan Tahun Baru Imlek
pada tanggal
22 Januari 2023
BEIJING, LELEMUKU.COM - Tiga tahun setelah virus misterius menyebabkan Kota Wuhan di China harus menjalani karantina yang mengerikan, masyarakat setempat merayakan kedatangan Tahun Kelinci dengan kembang api, karangan bunga dan persembahan untuk orang-orang terkasih yang telah tiada karena COVID-19.
Kebanyakan pembeli memborong bunga berwarna-warni di pasar bunga yang dipadati pengunjung pada Sabtu (21/1) untuk menyambut Tahun Baru Imlek dan menikmati Festival Musim Semi. Namun, ada sebagian yang membeli bunga untuk alasan yang lebih mengharukan: berduka atas kematian orang yang dicintai karena direnggut dalam gelombang kasus COVID-19 terbaru.
“Saya punya kerabat dan keluarga yang meninggal belum lama ini,” kata Zhang, pria berusia 54 tahun, kepada AFP sambil memegang seikat bunga krisan, yang melambangkan kesedihan dalam budaya China.
Ia menjelaskan bahwa tradisi Imlek di Provinsi Hubei, di mana Wuhan menjadi ibu kotanya, adalah mengunjungi rumah orang-orang yang baru meninggal untuk memberikan bunga dan membakar dupa sebagai persembahan.
Tepat pada tengah malam pergantian tahun, banyak warga yang melakukan tradisi itu. Situasi itu dimanfaatkan oleh para pedagang kaki lima menjual bertangkai-tangkai bunga krisan dan persembahan lainnya hingga Minggu (22/1) dini hari.
Pada saat yang sama, kembang api dinyalakan menghiasi kegelapan, meskipun terdapat larangan.
Pemerintah China mencabut kebijakan nol-COVID yang ketat Desember lalu, tetapi kemudian gelombang infeksi melanda negara itu dan membunuh ribuan orang.
Wuhan, kota metropolitan di tepi Sungai Yangtze yang sekarang identik dengan COVID, melaporkan beberapa kasus pertama COVID-19 pada akhir 2019. Pada saat itu, COVID adalah virus mematikan yang belum pernah terdeteksi sebelumnya.
Pihak berwenang kemudian memberlakukan penutupan wilayah yang ketat hanya dua hari sebelum perayaan Tahun Baru Imlek pada akhir Januari 2020 untuk menghentikan penyebaran virus.
Tak dapat merayakan Imlek, sebelas juta penduduk kota itu terputus dari dunia luar selama 76 hari, sedangkan Wuhan menjadi pusat epidemi yang menjadi sebuah pandemi global. (VOA)