Tsai Ing-Wan Tawarkan Bantuan ke China untuk Atasi Lonjakan Covid
pada tanggal
02 Januari 2023
TAIPE, LELEMUKU.COM - Presiden Taiwan Tsai Ing-wen menawarkan bantuan kepada China untuk menangani lonjakan kasus COVID-19. Namun Tsai mengatakan kegiatan militer China di dekat pulau itu tidak bermanfaat bagi kedamaian dan stabilitas.
Bantuan itu disampaikan Tsai dalam pesan tahun baru pada Minggu, 1 Januari 2023 di kantor kepresidenan. Ia mengatakan semua orang telah melihat kasus Covid-19 di China meningkat drastis. Di sisi lain, Taiwan adalah wilayah sendiri dan meningkatkan tekanan militer untuk menegaskan klaim tersebut.
“Selama masih dibutuhkan, berdasarkan posisi kepedulian kemanusiaan, kami bersedia memberikan bantuan yang diperlukan untuk membantu lebih banyak orang keluar dari pandemi dan menjalani tahun baru yang sehat dan aman,” kata Tsai tanpa menjelaskan lebih lanjut.
China melakukan perubahan kebijakan yang tiba-tiba dalam menangani kasus Covid-19 pada Desember 2022. Semula China menerapkan nol-Covid namun kini menghapus kebijakan itu. Kasus Covid-19 di China pun menjadi tak terkendali dan kemungkinan menginfeksi jutaan orang setiap hari.
Taiwan dan China telah berulang kali memperdebatkan tindakan mereka untuk mengendalikan penyebaran COVID. China telah mengkritik Taiwan karena manajemen pandemi yang tidak efektif setelah infeksi domestik melonjak tahun lalu. Sebaliknya Taiwan menuduh China kurang transparan dan mencoba mengganggu pasokan vaksin ke Taiwan, yang dibantah oleh Beijing.
Tsai menegaskan kembali seruan untuk berdialog dengan China. Ia mengatakan perang bukanlah pilihan untuk menyelesaikan masalah.
Presiden China Xi Jinping, dalam pidato Tahun Barunya pada Sabtu malam, hanya menyebut Taiwan secara singkat, dengan mengatakan orang-orang di kedua sisi Selat Taiwan adalah anggota dari satu keluarga yang sama. Xi Jinping tidak menyebutkan upaya untuk membawa pulau di bawah kendali Cina.
Tsai, menjawab pertanyaan dari wartawan dengan mengatakan dia telah memperhatikan pernyataan Xi Jinping yang lebih lembut itu. "Tapi saya ingin mengingatkan orang, kegiatan militer Tentara Pembebasan Rakyat di dekat Taiwan sama sekali tidak kondusif untuk hubungan lintas selat atau perdamaian dan stabilitas regional," katanya.
Tak lama setelah Tsai berbicara, Kementerian Pertahanan Taiwan mengatakan 12 pesawat militer China telah melintasi garis median Selat Taiwan dalam 24 jam terakhir. China menggelar latihan perang di dekat pulau itu pada Agustus setelah Ketua DPR AS saat itu Nancy Pelosi mengunjungi Taipei. Sejak itu aktivitas militer tersebut terus berlanjut.
Tsai telah berulang kali mengatakan dia menginginkan pembicaraan dan perdamaian dengan China. Meski mengajak berdamai, dia menegaskan Taiwan akan mempertahankan diri jika diserang dan hanya penduduknya yang dapat memutuskan masa depan mereka. China memandang Tsai sebagai separatis dan menolak untuk berbicara dengannya. (Tempo)