AS Beri Pengarahan 40 Negara tentang Insiden Balon Mata-mata China
pada tanggal
08 Februari 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Amerika Serikat menyelenggarakan pengarahan di Washington dan Beijing dengan diplomat-diplomat asing dari 40 negara tentang balon mata-mata China yang memasuki wilayah udara AS, akhir Januari, kata seorang pejabat pemerintahan dan diplomat, Selasa, 7 Februari 2023.
Baca Juga
Pengarahan Sherman pertama kali dilaporkan Washington Post. Kementerian Luar Negeri AS tidak segera memberikan respons untuk permintaan komentar.
Kemunculan balon China di atas Amerika Serikat pekan lalu menyebabkan kemarahan politik di Washington dan mendorong Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken membatalkan perjalanan ke Beijing yang diharapkan kedua negara dapat memperbaiki hubungan mereka yang rusak. Blinken seharusnya tiba di Beijing, Minggu.
Dalam pengarahan di Beijing, Amerika Serikat menyajikan informasi untuk menunjukkan bahwa balon, yang memasuki wilayah udara AS dalam hari-hari terakhir Januari dan terbang ke atas wilayah militer AS, bukanlah sebuah balon periset udara seperti yang dikatakan Beijing melainkan sebuah pesawat yang digunakan untuk spionase, kata para diplomat di Beijing yang hadir dalam diskusi tersebut.
Para diplomat yang menghadiri pengarahan di Beijing mengatakan mereka diberitahu bahwa panel-panel surya pada balon tersebut berarti bahwa balon itu membutuhkan lebih banyak tenaga dibandingkan sebuah balon cuaca, dan bahwa jalur penerbangannya tidak mengikuti dengan pola angin alamiah. Para pejabat AS mengatakan balon itu dilengkapi dengan kemudi dan baling-baling.
“Berdasarkan pengarahan AS, pemahaman kami sendiri tentang balon-balon tersebut dan fakta bahwa China sejauh ini telah menolak memberikan nama perusahaan atau entitas pemilik balon ini, kami sulit mempercayai bahwa ini adalah sebuah balon cuaca sipil,” kata seorang diplomat pertahanan dari negara Asia yang berbasis di Beijing.
Informasi ini sama dengan apa yang telah dibagikan Pentagon dengan wartawan sejak akhir pekan, yang mengatakan balon-balon itu bagian dari armada udara China yang juga telah melanggar kedaulatan negara-negara lain.
Washington Post melaporkan bahwa meskipun analis masih belum tahu seberapa besar armada balon tersebut, seorang pejabat AS mengatakan bahwa telah ada “puluhan” misi sejak 2018 dan bahwa balon-balon itu menggunakan teknologi yang digunakan oleh sebuah perusahaan swasta China.(Tempo)
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.