Dinas Tanaman Pangan Mimika Segera Kembangkan Agrowisata
pada tanggal
19 Februari 2023
MIMIKA, LELEMUKU.COM - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mimika, Provinsi Papua Tengah, melalui Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan, berhasil mendorong budidaya tanaman anggur oleh petani milenial di SP 7, Distrik Iwaka, Kabupaten Mimika.
Ditemui pada Kamis sore, 16 Februari 2023 di lokasi kebun anggur binaan Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dinas Tanaman Pangan, Alice Irene Wanma, SKM., Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Mimika, mengatakan sudah tiga kali melakukan panen buah anggur.
"Ada empat macam anggur yang ditanam dan sudah menghasilkan buah. Ini suatu inovasi dari petani milenial Kabupaten Mimika," ujar Alice.
Lanjutnya, "Yang dimaksud petani milenial adalah yang berumur di bawah 45 tahun. Ini sesuai harapan Menteri Pertanian yang mendorong kaum milenial untuk bergerak di bidang pertanian ke depan."
Alice menambahkan, berdasarkan data yang ada, jumlah petani milenial di Indonesia sebesar 21 persen. Sedangkan petani yang berusia di atas 45 tahun ada 70 persen lebih. Diharapkan ke depan, akan lebih banyak petani milenial.
"Kita sudah ada satu wadah yakni grup petani milenial, sehingga bisa saling berbagi informasi di situ," ujarnya.
Kepala Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura dan Perkebunan Mimika menjelaskan, lahan di Mimika sebetulnya bisa dikembangkan tanaman holtikultura seperti buah, sayuran dan tanaman hias.
Alice menegaskan, "Untuk jadi petani milenial itu semua pasti bisa. Yang penting ada semangat dan kemauan."
Meskipun saat ini ada kendala pada penyediaan pupuk, seperti dituturkan oleh Alice bahwa ketersediaan pupuk subsidi memang terbatas. Pupuk subsidi saat ini hanya tersedia untuk tiga komoditi yakni cabe, bawang putih dan bawang merah. Sedangkan untuk buah-buahan, belum ada ketersediaan pupuk subsidi.
"Tapi tidak tertutup kemungkinan, sebab sudah kami siasati dan kami mengambil langkah sejak tahun lalu dengan melatih petani-petani untuk menggunakan pupuk organik dari bahan alami atau biosaka," ungkap Alice.
Biosaka sendiri terdiri dari suku kata Bio dan Saka, Bio singkatan dari Biologi, dan Saka singkatan dari Soko Alam atau kembali ke alam. Jadi biosaka maksudnya dari alam kembali ke alam.
Alice berharap, dengan pelatihan biosaka yang berlanjut hingga tahun ini, akan membantu petani untuk tidak tergantung pada pupuk bersubsidi.
Sementara ini, penggunaan biosaka memberikan hasil yang menggembirakan untuk kebun buah yang ditanam petani.
"Saya lihat bukan hanya tanaman anggur saja yang hasilnya luar biasa, tapi juga tanaman buah lainnya. Untuk itu, ke depan dari bidang holtikultura akan merencanakan program dan kegiatan, untuk dapat membantu petani lebih banyak lagi. Bahkan bisa dikembangkan menjadi wisata agro," pungkasnya.
Program tersebut akan diajukan pada anggaran perubahan tahun 2023 dimana di lokasi agrowisata nantinya selain bisa berwisata di kebun buah, juga ada lokasi tanaman hias yang bisa dikunjungi. (DiskominfoMimika)