Laurensius Borotian Ajak Warga di Distrik Arso Tidak Terprovokasi Isu Penculikan Anak
pada tanggal
23 Februari 2023
ARSO, LELEMUKU.COM - Kepala Distrik Arso, Laurensius Borotian mengajak warganya agar tidak terpengaruh dengan isu-isu menyesatkan terkait penculikan anak di Distrik Arso, Kabupaten Keerom yang berhembus pada beberapa waktu terakhir ini.
"Kasus ini sudah ditanggani oleh Reskrim Polres Keerom, sehingga kami memberikan klarifikasi bahwa persoalan ini jangan diindikasikan sebagai suatu aksi penculikan anak. Kabar penculikan anak itu di medsos memang maraknya isu tentang penculikan anak itu, tetapi kejadian kemarin tidak seperti begitu," kata dia kepada Lelemuku.com pada Jumat 17 Februari 2023 .
Dikatakan, meski informasi tentang dugaan penculikan anak ini tidaklah benar, ia mengajak semua pihak di Distrik Arso untuk meningkatkan kewaspadaan atas adanya upaya provokasi informasi palsu yang beredar luas di media sosial.
"Tetapi kita tetap harus waspada terhadap isu-isu itu. Supaya kabar ini tidak terjadi lagi di kampung maupun. Saya juga mengajak setiap orangtua itu harus bisa mengawasi anak-anak mereka," ujar dia.
Ia menjelaskan kronologi sebenarnya dari peristiwa tersebut adalah kecelakaan lalu lintas akibat terjatuh dari kendaraan yang berjalan.
"Dua anak sekolah ini mau pulang arahnya ke Arso Tami PTP. Jadi mereka leften mobil pickup berwarna hijau. Saat diperjalanan mereka mengira mobil ini akan melintas di Jalan Arso Tami, tapi mobil ini justru melaju ke arah Senggi. Akibat panik, kedua anak itu melompat dari mobil dan akhirnya terluka," papar dia.
Mobil yang tidak mengetahui keduanya terluka akibat jatuh itu sempat ditahan oleh Danki pada Pos TNI di Wembi dengan alasan tabrak lari. Supir tersebut kemudian menjelaskan jika dirinya tidak melakukan tabrak lari sehingga kendaraan itu dilepaskan untuk melanjutkan perjalanan.
"Saya, kapolsek dan danramil. Kami bersama-sama naik dan berkoordinasi dengan Danki yang ada di pos wembi. Setelah itu, Danki menyampaikan informasi bahwa mobil itu memang mereka tahan disitu dengan informasi tabrak lari, namun supir menyatakan akan bertanggung jawab," jelas Laurensius Borotian.
"Kemudian supir dan kendaraanya langsung melanjutkan perjalanan lagi ke Senggi. Sampai di Ampas, sempat distop lagi cukup lama, untuk menunggu keluarga yang ingin mengkonfirmasi kejadian tersebut. Tetapi karena lama sudah mereka lanjut sampai di Senggi, dengan pesan akan berkomunikasi untuk menyelesaikan perkara tersebut" papar dia.
Dikatakan pihak Kepolisian bersama TNI telah membantu menuntaskan perkara ini dan pihaknya berharap kepada supir tersebut untuk segera menyelesaikan janji yang disebutnya tersebut.
"Yang masyarakat minta, kalau memang itu mereka bersedia bisa menegosiasi dengan keluarga supaya anak-anak ini dengan masalah kesehatan mereka agar dapat diperhatikan," jelas dia.
Klarifikasi Isu Penculikan
Sebelumnya Kapolres Keerom AKBP Christian Aer pada Kamis (16/2/2023) malam mengklarifikasi terkait ramai beredarnya informasi di media sosial yang berisikan tentang terjadinya dugaan penculikan anak berinisial BR (13) dan OR (9) di Kabupaten Keerom dengan cara di bius.
“Jadi perlu saya sampaikan bahwa kami dari kepolisian langsung merespon dan turun ke TKP begitu mengetahui kejadian tersebut yang terjadi sekitar Pukul 11.30 WIT. Kami juga telah melakukan penyelidikan di lapangan dan mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi, yang diantaranya Sdri. SD, Sdr. DM, dan sdri. LR,” kata Kapolres Keerom melalui rilis Humas Polda Papua.
Ia menjelaskan bahwa berdasarkan keterangan dari saksi-saksi, awalnya melihat kedua korban saat pulang sekolah menumpang naik melalui bak belakang kendaraan mobil berwana hijau di Jln. Trans Papua Workwana Sawitami yang kemudian tak jauh dari lokasi saksi lain menemukan kedua korban sudah berada di pinggir jalan dengan kondisi tergeletak sedang meminta tolong, sehingga saksi membawa kedua korban ke Rumah Sakit Kwaingga.
“Untuk sementara kuat dugaan dari kami bahwa kedua korban saat tiba di lokasi yang ingin dituju, melompat dari bak kendaraan mobil yang ditumpangi sehingga kedua korban terjatuh di lokasi kejadian dan membuat kedua korban tergeletak di pinggir jalan dan meminta pertolongan,” ungkap dia.
Christian Aer melanjutkan, saat tiba di rumah sakit, kedua korban dalam keadaan sadar. Untuk menenangkan kedua korban, dokter memberikan obat bius kepada kedua korban. Jadi korban tidak sadar karena diberikan obat bius oleh dokter saat tiba di rumah sakit.
“Kami menghimbau kepada seluruh masyarakat Kabupaten Keerom agar tidak terprovokasi terhadap berita-berita yang menyesatkan yang dapat menimbulkan kegaduhan ditengah masyarakat. Saat ini Kepolisian Resor Keerom masih terus melakukan penyelidikan terkait identitas mobil yang ditumpangi kedua korban. Sambil menunggu kondisi kedua korban stabil untuk dimintai keterangan terkait kejadian yang dialami langsung oleh kedua korban,” kata Kapolres. (Albert Batlayeri)