Nurul Izzah Anwar Mundur dari dari Jabatan Penasihat PM
pada tanggal
12 Februari 2023
KUALA LUMPUR, LELEMUKU.COM - Nurul Izzah Anwar, putri Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim, Minggu, 12 Februari 2023, mengatakan bahwa ia tidak lagi bertugas sebagai penasihat senior bidang ekonomi dan keuangan bagi sang ayah, demikian dilaporkan Bernama.
Alih-alih, ia telah bergabung dengan Badan Penasihat Khusus Menteri Keuangan yang diketuai Hassan Marican, kata Nurul Izzah dalam sebuah pernyataan.
"Bapak Mohd Hassan telah mengundang saya untuk bergabung dalam badan penasihat khusus untuk membantu upaya-upaya mereka dalam memperkuat ekonomi negara dan rakyat,” katanya. Ia menambahkan bahwa ia “dengan rendah hati menerima tanggung jawab itu” dan “sangat menghargai setiap kesempatan untuk berkontribusi demi masa depan Malaysia yang lebih baik”.
Nurul Izzah juga mengungkapkan harapan bahwa layanan yang diberikan di bawah peran barunya akan bermanfaat bagi negara. “Malaysia mengharapkan masa depan yang sangat baik dan persatuan yang solid yang dipimpin oleh perdana menteri bersama dengan pemerintah persatuan.”
"Terima kasih kepada seluruh panitia. Mari semua berkontribusi dalam kapasitas apa pun demi negara kita,” katanya.
Akhir bulan lalu, putri tertua Anwar Ibrahim dan Wan Azizah Wan Ismail, menegaskan dalam sebuah wawancara bahwa ia telah ditunjuk sebagai penasihat senior ekonomi dan keuangan untuk Perdana Menteri sejak 3 Januari.
“Ia tidak akan memiliki kekuasaan untuk mengambil atau mengelola secara langsung proyek atau tender apa pun untuk dirinya,” kata Anwar seperti dikutip The Star. Anwar dikabarkan mengatakan bahwa Nurul Izzah tidak mengambil peran itu untuk mengambil “proyek-proyek” tetapi untuk “membantunya”.
“Putri saya ingin membantu saya dengan cara yang ia mampu. Jika ia datang membantu saya tanpa diberikan posisi resmi, orang-orang akan mempertanyakan niatnya bahkan lebih hebat dari yang mereka lakukan sekarang,” katanya.
Anwar juga menolak klaim nepotisme dalam penunjukan putrinya, sambil menambahkan bahwa beberapa pengkritik tidak bisa mengkritiknya karena mereka sendiri telah memberikan “kontrak bernilai jutaan ringgit” kepada anak-anak mereka.
“Nepotisme adalah di mana (seorang anggota keluarga) diberikan sebuah posisi untuk menyalahgunakan kekuasaan, memperkaya diri, mendapatkan kontrak-kontrak dan dibayar jumlah yang sangat besar … Ini bukan seperti itu,” katanya seperti dikutip Free Malaysia Today, meskipun dia tidak menguraikan tuduhan-tuduhan itu.
Dalam Pemilihan Umum ke-15, Nurul Izzah kehilangan kursi Permatang Pauh yang ia duduki selama satu periode. Kursi itu telah diduduki oleh satu anggota keluarganya sejak 1982 dan kini dipegang oleh Muhammad Fawwaz Mohamad Jan dari Parti Islam Se-Malaysia. (Tempo)