Pentingnya Pendidikan Karakter Ciptakan Generasi Jujur dan Berkualitas
Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi seorang individu. Pendidikan memiliki pengaruh yang besar bagi masa depan, tidak hanya untuk diri sendiri melainkan juga untuk masa depan bangsa.
Pendidikan karakter perlu ditanamkan dengan tujuan untuk mengembangkan sikap dan perilaku serta akhlak dan budi pekerti yang baik. Bahwasanya, Pendidikan tidak hanya dituntut untuk mencerdaskan nilai akademik saja, namun juga untuk menciptakan kepribadian yang baik pula, seperti nilai kejujuran. Kejujuran adalah nilai kehidupan paling mendasar yang sangat di perlukan dalam berbagai aspek kehidupan. Kejujuran dapat menentukan ke mana arah seorang individu atau sebuah bangsa dan negara melaju.
Ramai perbincangan mengenai kalimat “Indonesia tidak kekurangan orang pintar tapi kekurangan orang jujur”. Kalimat ini terdengar relevan dengan kondisi Indonesia sejauh ini.
Walaupun memiliki kepintaran akademis, tetapi jika tidak memiliki karakter yang baik maka tidak akan ada gunanya. Indonesia condong dengan pernyataan “kekurangan orang jujur” seperti yang kita tahu permasalahan negara seperti korupsi sudah menyebar luas dan tak terkendali di Indonesia.
Salah satu pemicunya adalah karena kurangnya pendidikan karakter dan moral yang dimiliki sebagian masyarakat Indonesia. Tinggi rendahnya tingkat kejujuran dipengaruhi oleh karakter dari masyarakat dalam negeri tersebut.
Maka dari itu, untuk mencegah permasalahan yang sama dimasa yang akan datang. Dalam dunia Pendidikan tidak hanya berfokus pada pendidikan akademik saja, tetapi perlu diadakan peningkatan pendidikan karakter juga, seperti nilai religious dalam dunia pendidikan agar anak yang mengenyam dibangku sekolah memiliki karakter yang baik. Dengan cara mengajarkan anak untuk selalu berperilaku jujur di segala aspek dalam kehidupan sehari-hari dan memperluas rasa syukur atas nikmat yang telah Tuhan berikan.
Seperti sejumlah studi telah dilakukan oleh beberapa ahli. Mereka menemukan bahwa kejujuran tidak hanya berpengaruh kepada kesehatan mental individu, namun juga perekonomian negara.
Para ahli dalam studi "Civic Honesty Around the Globe" (2019) menerangkan bahwa Tanpa kejujuran, banyak janji bisa dilanggar, kontrak tak dipenuhi, pajak tak dibayar, dan pemerintah menjadi korup. Dalam sebuah riset yang dituliskan oleh Alain Cohn, dkk meneliti tingkat kejujuran masyarakat di dunia yang dilakukan selama tiga tahun berturut-turut. Riset ini ditargetkan pada 355 kota pada 40 negara dengan cara menyerahkan 17.303 dompet yang hilang kepada warga lokal.
Melalui eksperimen tersebut, peneliti mengurutkan ke-40 negara berdasarkan tingkat pengembalian dompet. Hasilnya adalah Skandinavia mendominasi pada tingkatan teratas.. Sementara, posisi ketiga ditempati oleh negara Belanda. Dimanakah Indonesia? Indonesia berada di antara negara Asia, Thailand menempati posisi pertama atau urutan 28 dari 40 negara. Kemudian India (urutan 30), Indonesia (urutan 33), Malaysia (urutan 35), dan Cina di posisi paling akhir. Yang artinya, tingkat kejujuran di Indonesia masih terbilang rendah karena masih berada dijajaran bawah, sungguh krisis nilai moral di negeri kita ini.
Nah, maka dari itu guna mewujudkan individu yang beradab, peran guru dan orang tua sangat dibutuhkan untuk menanamkan kepribadian yang baik sejak usia dini. Karena anak cenderung lebih mudah menyerap penanaman ilmu saat masih usia dini, agar si anak kedepannya senantiasa memiliki moral karena telah dibiasakan sejak usia dini.
Dengan peningkatan Pendidikan karakter sejak usia dini, seorang anak bisa menata masa depan yang gemilang, jujur dan bijaksana dalam mengambil keputusan. Tidak hanya itu, dengan pendidikan karakter juga akan membantu mengurangi tindak korupsi di Indonesia dan meningkatkan perekonomian negara. Siapapun dan apapun profesinya, pasti akan di pandang besar jika memilki kepribadian yang baik.
Jadi, kita perlu senantiasa menyadari betapa berartinya nilai kejujuran untuk keberlangsungan masa depan yang cerah. Kemudian, sebisa mungkin ayo mengadakan generasi muda yang berkarakter.
Lesi Andraini, Mahasiswi Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Universitas Sriwijaya