Polri Ajak Anak-anak Korban Gempa Turki Main Sepak Bola
ANKARA, LELEMUKU.COM - Tim dari Kepolisian RI (Polri) yang ikut dalam rombongan misi kemanusiaan Indonesia untuk Turki mengajak anak-anak korban gempa Turki bermain sepak bola di Hassa, Hatay, pada Kamis, 16 Februari 2023.
Kepala Satgas Misi Kemanusiaan Turki 2023, Brigjen Pol Gatot Tri Suryanta mengatakan dengan mengajak anak dan remaja setempat bermain bola, Polri ingin memberi dukungan psikososial pemulihan pasca-gempa.
“Kami memberikan beberapa mainan dan makanan serta buah-buahan untuk warga setempat," kata Gatot dalam keterangan tertulis.
Harga-390rb-REMP-1
Misi kemanusian untuk bencana alam gempa Turki terus dilakukan Polri. Selain membantu pencarian korban, Polri juga memberikan bantuan dukungan pemulihan kesehatan mental dan psikososial untuk korban gempa Turki yang selamat.
Gatot mengatakan Polri juga mendirikan rumah sakit lapangan sebagai rujukan bagi korban dari RS Kirikhan, yang sudah kelebihan kapasitas.
Gempa dengan magnitudo 7,6 mengguncang Turki pada Senin, 6 Februari 2023. Dua gempa lain menyusul tak lama setelah itu. Data resmi menyebut korban dalam gempa Turki yang berlangsung di perbatasan Suriah itu, tercatat lebih dari 40 ribu.
Pemerintah Indonesia yang dipimpin Badan Nasional Penanggulangan bencana sudah mengirim dua gelombang bantuan kemanusiaan ke Turki, di antaranya 119 personel medis gawat darurat (EMT) dan 47 awak Medium Urban SAR BASARNAS (MUSAR INASAR). Indonesia juga mengucurkan puluhan ton bantuan logistik. Rencananya, bantuan ketiga akan dikirimkan pada Sabtu, 18 Februari 2023 WIB
Menteri Luar Negeri RI menyebut ada sekitar 500 WNI tinggal di wilayah yang terdampak gempa. Pemerintah sebelumnya telah mengevakuasi lebih dari 123 WNI yang tinggal di wilayah gempa Turki.
Mereka yang terdampak dan terdesak situasi di lapangan, lalu dipindahkan ke Ankara. WNI asal Bali yang menikah dengan warga Turki, ditemukan tewas bersama bayinya.
Dua WNI berprofesi sebagai pekerja spa terapis belum bisa dihubungi. Menurut informasi dari masyarakat Indonesia di Diyarbakir, yang dekat dengan kedua WNI tersebut, keduanya tinggal di Apartemen Galleria saat terjadinya gempa. Apartemen tersebut diketahui adalah salah satu dari ratusan gedung bertingkat yang mengalami keruntuhan total.(Tempo)