Vladimir Putin Sebut Xi Jinping akan Kunjungi Rusia
pada tanggal
23 Februari 2023
MOSKOW, LELEMUKU.COM - Presiden Vladimir Putin mengatakan pada Rabu, 22 Februari 2023, bahwa Xi Jinping dari China akan mengunjungi Rusia, dengan mengatakan bahwa hubungan telah mencapai "batas baru" di tengah kekhawatiran AS bahwa Beijing dapat memberikan dukungan material untuk invasi Rusia ke Ukraina.
Pasokan senjata China ke Rusia akan mengancam potensi eskalasi perang Ukraina menjadi konfrontasi antara Rusia dan China di satu sisi dan Ukraina serta aliansi militer NATO pimpinan AS di sisi lain.
Putin menyambut diplomat top China, Wang Yi, ke Kremlin, mengatakan kepadanya bahwa perdagangan bilateral lebih baik daripada yang diperkirakan dan dapat mencapai US$200 miliar setahun, naik dari US$185 miliar pada 2022.
Harga-390rb-REMP-1
"Kami menunggu kunjungan Presiden Republik Rakyat China ke Rusia, kami sudah sepakat mengenai hal ini,” kata Putin kepada Wang.
“Segalanya berprogres, berkembang. Kami mencapai batas-batas baru,” kata Putin.
Wang mengatakan kepada Putin bahwa hubungan antara kedua negara mengalami tekanan dari situasi internasional yang bergejolak dan bahwa krisis menawarkan peluang tertentu.
Hubungan antara China dan Rusia, kata Wang melalui seorang penerjemah, tidak diarahkan melawan pihak ketiga mana pun tetapi sama-sama “tidak tunduk pada tekanan dari pihak-pihak ketiga” – sebuah pukulan jab langsung ke arah Amerika Serikat.
"Bersama kami mendukung multi-polaritas dan demokratisasi dalam hubungan internasional,” katan Wang kepada Putin. "Ini sepenuhnya memenuhi waktu dan sejarah; juga memenuhi kepentingan mayoritas negara.”
Sebelumnya, Wang bertemu Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov, mengatakan bahwa ia berharap untuk mencapai kesepakatan-kesepakatan baru selama kunjungannya ke Moskow. Tidak ada detail tentang kesepakatan-kesepakatan itu.
Ketika Xi bertemu tatap muka dengan Putin tepat sebelum Rusia mengirim pasukan mengirim pasukan ke Ukraina, mereka menyegel kemitraan “tanpa batas” yang memancing keresahan di Barat. China adalah pembeli minyak Rusia terbesar, satu sumber pendapatan utama untuk kas negara.
Bagi Putin, dukungan kekuatan besar China di tengah-tengah konfrontasi terbesar dengan Barat sejak puncak Perang Dingin memungkinkan dia untuk menganggap isolasi Rusia di Barat sebagai kemiringan ke arah Asia.
Bagi Xi, Rusia kini lebih bergantung pada China dibanding sebelumnya. Pernah menjadi pemimpin dalam hierarki Komunis global, Rusia setelah keruntuhan Uni Soviet 1991 kini adalah mitra junior bagi China yang bangkit kembali yang telah memimpin dalam banyak teknologi abad ke-21.
Menteri Luar Negeri AS, Antony Blinken, Sabtu, memperingatkan Wang atas konsekuensi seandainya China menyediakan dukungan material kepada invasi Rusia atas Ukraina. Beijing telah membantah menyediakan dukungan militer kepada Rusia.
Ditanya Soal isu bantuan China, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan perwakilan Beijing telah menjawabnya.
Setelah peringatan Blinken, yang tidak memberikan bukti, China mengatakan Amerika Serikat tidak dalam posisi membuat tuntutan.
"Tak peduli bagaimana situasi internasional berubah, China berada dan tetap berkomitmen, bersama dengan Rusia, untuk membuat upaya-upaya menjaga trend positif dalam perkembangan hubungan antara kekuatan-kekuatan utama,” kata Wang kepada Lavrov.
Xi berdiri bersama Putin dalam konflik di Ukraina, menolak tekanan Barat untuk mengisolasi Moskow. Perdagangan China-Rusia telah meningkat sejak invasi ke Ukraina, dan Rusia telah membanggakan ekspor minyaknya ke negara-negara Asia, termasuk China.(Tempo)