Jerome Powell Sebut Ekonomi AS Laju Cepat dari yang Diperkirakan
pada tanggal
08 Maret 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Ketua Federal Reserve atau Bank Sentral Amerika Serikat, Jerome Powell, pada Selasa (7/3), mengatakan ekonomi AS melaju lebih cepat dari yang diperkirakan. Hal tersebut dapat mendorong pembuat kebijakan bank sentral untuk menaikkan suku bunga pada laju lebih cepat dari yang direncanakan untuk mengekang belanja dan pinjaman. Kenaikan suka bunga itu diharapkan bisa mengekang kenaikan harga konsumen yang berkelanjutan.
Pembuat kebijakan di bank sentral telah mengisyaratkan niat mereka untuk menaikkan suku bunga acuan sebesar 0,25 persen pada pertemuan mendatang dan untuk kurun waktu beberapa bulan.
Tetapi Powell kepada Komite Perbankan Senat mengatakan bahwa kenaikan itu mungkin tidak cukup untuk mengekang tingkat inflasi AS, yang naik 6,4 persen selama 12 bulan yang berakhir pada Januari. Kenaikan tersebut tiga kali lebih cepat dari laju 2 persen yang Bank Sentral anggap normal.
"Data ekonomi terbaru muncul lebih kuat dari yang diperkirakan, yang menunjukkan bahwa tingkat suku bunga akhir kemungkinan akan lebih tinggi dari yang diantisipasi sebelumnya," kata Powell. "Jika totalitas data menunjukkan bahwa pengetatan yang lebih cepat diperlukan, kita akan siap untuk meningkatkan laju kenaikan suku bunga."
The Fed menaikkan suku bunga acuannya, yang memengaruhi biaya pinjaman untuk bisnis dan konsumen, sebesar 0,25 persen ke kisaran antara 4,5 persen dan 4,75 persen pada bulan lalu, mengurangi laju kenaikan suku bunga setelah kenaikan setengah poin persentase pada bulan Desember dan 0,75 persen di bulan November.
The Fed telah memproyeksikan peningkatan suku bunga menjadi antara 5 persen dan 5,5 persen dan mempertahankannya hingga 2024, tetapi pertumbuhan ekonomi yang lebih cepat bisa mengubah rencana tersebut dan mendorong pembuat kebijakan untuk menaikkan suku bunga acuan menjadi lebih tinggi lagi.
“Kita akan terus membuat keputusan pada setiap pertemuan ,” kata Powell. "Meskipun inflasi telah menurun dalam beberapa bulan terakhir, proses untuk menurunkan inflasi menjadi 2 persen masih jauh dan kemungkinan tidak akan mudah." (VOA)