Kegiatan Perdagangan yang Langka Terjalin antara Pakistan dan Israel
pada tanggal
31 Maret 2023
Transaksi itu melibatkan pengusaha Yahudi asal Pakistan, Fishel BenKhald, dan tiga pengusaha Israel, kata Kongres Yahudi Amerika dalam sebuah pernyataan dari kantor pusatnya di New York.
BenKhald tinggal di Karachi, kota terbesar di negara yang mayoritas penduduknya adalah Muslim. Di sana, ia menjalankan bisnis produksi makanan bersertifikasi kosher (sertifikasi halal untuk umat Yahudi) untuk diekspor ke seluruh dunia. Ia pertama kali mengungkapkan aktivitas perdagangan bilateral yang jarang terjadi itu melalui Twitter pada Selasa (28/3).
Pengusaha itu memuat klip video barang-barangnya, termasuk kurma, buah kering, dan rempah-rempah, yang dipajang di pasar Yerusalem. Klip itu dilihat lebih dari 640.000 kali.
"Saya tidak menyangka ini akan menjadi kesepakatan besar," kata BenKhald dalam komentar tertulis kepada VOA. Ia menambahkan bahwa itu bukanlah ekspor pertama produk Pakistan ke Israel.
"Pemerintah dan pembeli Israel tidak memiliki masalah menerima pengiriman langsung dari Pakistan," katanya. Israel juga tidak punya masalah dalam mengirim pembayaran ke bank-bank Pakistan.
Inisiatif BenKhald itu dipuji terutama oleh pengikut Twitter-nya di Pakistan, dari kalangan wartawan, politisi, dan pebisnis. Sebagian dari mereka meminta nasihatnya tentang cara menjual produk ke Israel.
Pakistan tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel dan menolak untuk mengakuinya sebagai negara berdaulat, sampai negara Palestina dibentuk, kebijakan yang sejak lama diterapkan banyak negara yang mayoritas penduduknya Muslim.
Namun Uni Emirat Arab dan Bahrain menjalin hubungan dengan Israel pada tahun 2020, di bawah Kesepakatan Ibrahim yang ditengahi AS. Sudan dan Maroko kemudian juga menjalin hubungan dengan Israel. (VOA)