Anatoly Antonov Sebut Moskow Harus Batasi Wartawan AS di Rusia
pada tanggal
15 April 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Duta Besar Rusia untuk Amerika Serikat mengatakan Moskow harus mempertimbangkan untuk memangkas jumlah jurnalis Amerika yang bekerja di Rusia.
Anatoly Antonov dalam wawancara dengan First Channel State TV Rusia, menegaskan bahwa Washington telah mengancam pembalasan setelah reporter The Wall Street Journal, Evan Gershkovich, ditahan atas tuduhan spionase dua minggu lalu.
"Orang Amerika telah mengancam akan membalas apabila kami tidak membebaskan Gershkovich dalam waktu dekat," kata Antonov kepada televisi negara, First Channel Rusia. "Kita lihat nanti bagaimana mereka akan bertindak."
Gershkovich ditangkap pada 29 Maret saat dalam perjalanan untuk meliput di Kota Yekaterinburg, di Siberia. Dia secara resmi didakwa melakukan spionase pada 7 April dan sekarang ditahan di penjara Moskow.
Gershkovich, pengacaranya, dan Journal membantah tuduhan itu dan mengatakan Rusia tidak memberikan bukti apa pun.
Dia adalah jurnalis Amerika pertama yang ditahan atas tuduhan spionase di Rusia sejak Perang Dingin.
Duta Besar Rusia dalam wawancaranya mengangkat apakah Kremlin akan mengurangi jumlah jurnalis Amerika yang diizinkan bekerja di Rusia.
"Orang Amerika memiliki sangat baik dalam 'timbal balik', begitulah yang selalu mereka tekankan," kata Antonov di acara berita itu.
"Mungkin ini saatnya bagi kita untuk menunjukkan timbal balik dan mengurangi jumlah jurnalis Amerika yang bekerja di Moskow dan Rusia secara keseluruhan menjadi jumlah (wartawan Rusia) yang bekerja di Washington dan New York."
Saat wartawan bertanya kepada Presiden Joe Biden pada akhir Maret lalu, apakah AS berencana menanggapi penangkapan Gershkovich dengan mengusir jurnalis negara Rusia dari AS. Dia menjawab, "Itu bukan rencananya sekarang."
Pada Senin (10/4), Washington secara resmi menetapkan Gershkovich "ditahan secara tidak sah". Biden telah menyerukan pembebasannya.
"Kami menegaskan bahwa apa yang terjadi benar-benar ilegal," kata Biden, Selasa (11/4).
Duta Besar Rusia mengatakan dalam wawancara media negaranya, bahwa dia telah melakukan percakapan "sangat keras" dengan Wakil Menteri Luar Negeri AS Victoria Nuland, yang mengatakan Rusia menahan Gershkovich secara ilegal.
Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov mengatakan kepada kantor berita negara TASS pada Kamis (13/4) bahwa Rusia dapat mempertimbangkan pertukaran tahanan untuk Gershkovich hanya setelah pengadilan Rusia memberikan putusan atas tuduhan spionase.
Dalam pernyataan pada Senin, Klub Pers Nasional mengatakan bahwa penahanan Gershkovich di Rusia merupakan penyiksaan. Gershkovich dilaporkan telah ditahan di sel isolasi sejak dia ditangkap.
"Kami sangat prihatin dengan kesehatannya," kata Eileen O'Reilly, presiden National Press Club, dan Gil Klein, presiden National Press Club Journalism Institute, dalam pernyataannya. Klub Pers Nasional juga mendesak Moskow untuk mengizinkan kunjungan konsuler secara teratur.
Minggu ini, majalah Time menempatkan Gershkovich ke dalam daftar orang paling berpengaruh tahun 2023.
"Semakin sedikit jurnalis seperti Gershkovich di Rusia, semakin banyak kebebasan [Presiden Rusia Vladimir] Putin untuk memerintah dengan kebohongan," tulis koresponden Time,Simon Shuster.
Gershkovich adalah salah satu dari tiga jurnalis yang dipenjara yang disebutkan dalam daftar tahun ini. "Kami merayakan komitmen Evan terhadap profesi kami dan bergabung untuk menyerukan pembebasannya segera," kata Time.
Dalam sebuah wawancara dengan The Wall Street Journal, keluarga Gershkovich berbicara di depan umum minggu ini untuk pertama kalinya sejak dia ditangkap.
Kakak perempuannya merenungkan bagaimana kakaknya melaporkan Rusia dengan cara yang menantang narasi umum tentang negara tersebut.
"Amerika melaporkan Rusia kadang-kadang dengan cara yang membuatnya tampak seperti tempat yang dingin dan menakutkan," kata saudara perempuannya kepada The Wall Street Journal. "Dia sangat bersemangat untuk menunjukkan sisi lain Rusia - nuansanya, dan keindahannya."
Berita penangkapannya "sangat menyakitkan, benar-benar menyedihkan," kata ibunya kepada Journal. "Dia merasa itu melaporkan (situasi) adalah tugasnya," tambahnya, terlepas dari risikonya.
Media pemerintah Rusia telah mengikuti garis Kremlin bahwa Gershkovich adalah mata-mata dalam sebuah langkah yang diyakini beberapa analis sebagai upaya untuk memperkuat tuduhan palsu dan mempersulit beberapa jurnalis asing yang tersisa di Rusia untuk berbicara dengan sumber di lapangan.
"Dapat dikatakan bahwa Rusia sepenuhnya kembali ke era Stalinis ketika mereka berasumsi bahwa setiap jurnalis asing adalah mata-mata," kata Gulnoza Said dari Komite nirlaba untuk Melindungi Jurnalis kepada VOA sebelumnya. "Orang biasa akan lebih takut untuk berbicara dengan koresponden asing."(VOA)