Pakistan Kecam Keputusan India Adakan Pertemuan G20 di Kashmir
pada tanggal
12 April 2023
ISLAMABAD, LELEMUKU.COM - Pakistan pada Selasa (11/4) mengecam keputusan India untuk menyelenggarakan pertemuan G20 di wilayah Kashmir yang disengketakan di Himalaya bulan depan, seraya menyatakan bahwa langkah tersebut “tidak bertanggung jawab.”
Kashmir diklaim sepenuhnya tetapi diperintah sebagian wilayahnya oleh dua negara bertetangga yang bersenjata nuklir itu. Dua dari tiga perang di antara kedua negara itu adalah untuk menguasai wilayah tersebut.
India sekarang ini mendapat giliran sebagai presiden G20 dan akan menjadi tuan rumah KTT para pemimpin kelompok itu di New Delhi pada awal September.
Pada hari Jumat, India merilis kalender lengkap kegiatan menjelang KTT itu, yang mencakup pertemuan G20 dan Youth 20 di ibu kota musim panas Kashmir, Srinagar, dan di Leh, di wilayah tetangganya, Ladakh, pada April dan Mei.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengeluarkan pernyataan yang mengecam pilihan tempat kegiatan di wilayah yang disengketakan.
“Langkah tak bertanggung jawab India merupakan yangPakistan Kecam Keputusan India Adakan Pertemuan G20 di Kashmir terbaru dari serangkaian langkah egois untuk melanggengkan pendudukan ilegalnya atas Jammu dan Kashmir,” kata kementerian tersebut.
Kementerian itu juga menuduh India bertindak “mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB dan melanggar prinsip Piagam PBB dan hukum internasional.”
“Pakistan mengutuk keras langkah ini,” sebutnya.
Kementerian Luar Negeri India tidak langsung menanggapi permintaan komentar Reuters mengenai pernyataan dari Pakistan itu.
New Delhi telah lama menuduh Pakistan mengobarkan pemberontakan separatis selama puluhan tahun di Jammu dan Kashmir, satu-satunya wilayah di India yang mayoritas penduduknya Muslim.
Islamabad membantah tuduhan itu, dengan mengatakan hanya memberikan dukungan diplomatik dan moral kepada warga Kashmir yang menginginkan penentuan nasib sendiri.
Pakistan juga menuduh India melakukan pelanggaran HAM di beberapa wilayah yang dikuasainya, tuduhan yang dibantah New Delhi. (VOA)