Tiga Warga Inggris Ditahan di Afghanistan
pada tanggal
02 April 2023
LONDON, LELEMUKU.COM - Taliban menahan tiga pria berkewarganegaraan Inggris di Afghanistan, kata kelompok nirlaba Inggris Jaringan Presidium pada Sabtu (1/4).
Kelompok itu mengatakan di Twitter bahwa mereka "bekerja sama dengan dua keluarga” terkait penangkapan tersebut.
"Kami bekerja keras untuk mengamankan kontak konsuler dengan warga negara Inggris yang ditahan di Afghanistan dan kami mendukung keluarga," tambah Kementerian Luar Negeri Inggris dalam sebuah pernyataan.
Scott Richards dari Jaringan Presidium mengatakan kepada Sky News: "Kami yakin mereka dalam keadaan sehat dan diperlakukan dengan baik.”
"Kami tidak punya alasan untuk percaya bahwa mereka mengalami perlakuan negatif seperti penyiksaan dan kami diberitahu bahwa kondisi mereka sebaik yang diharapkan.”
Laporan media menyebut ketiga pria itu berprofesi sebagai petugas medis amal Bernama Kevin Cornwell, 53 tahun; seorang manajer hotel untuk para pekerja sukarelawan dan bintang YouTuber Miles Routledge.
Presidium di Twitter mendesak Taliban untuk "mempertimbangkan apa yang kami yakini sebagai kesalahpahaman dan membebaskan orang-orang ini.”
Tahun lalu Taliban membebaskan seorang juru kamera televisi veteran dan empat warga negara Inggris lainnya yang ditahan selama enam bulan.
Peter Jouvenal adalah salah satu dari "sejumlah" warga Inggris yang menurut Pemerintah Inggris ditahan oleh kelompok Islamis garis keras itu.
Kementerian Luar Negeri Inggris mengatakan kelimanya "tidak memiliki peran dalam pekerjaan pemerintah Inggris di Afghanistan dan melakukan perjalanan ke Afghanistan bertentangan dengan saran perjalanan pemerintah Inggris."
"Ini adalah kesalahan," tambahnya.
Saat itu, juru bicara pemerintah Afghanistan Zabihullah Mujahid menuduh warga Inggris tersebut "melakukan aktivitas yang bertentangan dengan hukum negara dan tradisi rakyat Afghanistan.”
"Setelah pertemuan berturut-turut antara IEA (Emirat Islam Afghanistan) dan Inggris, orang-orang tersebut dibebaskan... dan diserahkan ke negara asalnya," katanya.
"Mereka berjanji untuk mematuhi hukum Afghanistan, tradisi dan budaya rakyatnya dan tidak akan melanggarnya lagi," tambahnya. (VOA)