Pemerintah Minta Masyarakat Jakarta Waspada Covid-19 yang Dipicu Varian Arcturus
pada tanggal
06 Mei 2023
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Kementerian Kesehatan atau Kemenkes mengimbau masyarakat untuk kembali waspada Covid-19. Juru Bicara Kemenkes RI dr Mohammad Syahril mengumumkan adanya kenaikan Covid-19 yang dipicu oleh varian baru, sub varian Arcturus atau XBB 1.16 yang sangat menular.
Mengutip dari Antara, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menjadikan XBB.1.16 sebagai varian baru yang masuk dalam Variant of Interest. XBB,1.16 adalah turunan dari rekombinan varian XBB, yang merupakan gabungan dari dua sub garis keturunan (sublineage) BA.2.
Sub varian baru tersebut memiliki satu mutasi tambahan pada protein lonjakan (spike protein), yang menunjukkan adanya kemampuan menginfeksi serta potensi peningkatan patogenisitas. Namun demikian varian baru ini cenderung menyebabkan penyakit yang tidak terlalu parah.
Varian Arcturus pertama kali terdeteksi pada Januari lalu, yang ditandai sejumlah gejala seperti konjungtivitis (mata merah) terutama pada anak-anak, demam atau menggigil, batuk dan kesulitan bernapas. Varian ini juga ditandai dengan kelelahan, nyeri otot atau tubuh, sakit kepala, kehilangan rasa atau bau, sakit tenggorokan, hidung tersumbat atau pilek, mual atau muntah, dan diare.
Penyebaran varian baru ini telah merambah sedikitnya 29 negara, dimana India berada diurutan teratas angka kasus tertinggi. Pasalnya India mengalami lonjakan kasus hingga 20 persen dalam sehari hingga mencapai lebih dari 12.500.
Jika ditilik dari naik dan turunnya kasus Covid-19, Indonesia selalu mengikuti pola yang terjadi di India. Selain itu sejarah juga menunjukan di Indonesia kasus Covid-19 melonjak bukan karena perjalanan dan hari libur tapi karena adanya varian baru.
Berdasarkan data Kementerian Kesehatan per 29 April 2023, kasus harian dilaporkan bertambah sebanyak 2.074 orang. Kenaikan kasus ini dipengaruhi oleh positivity rate yang meningkat menjadi 14,76 persen. Sementara untuk tingkat keterisian Rumah Sakit atau Bed Occupancy Ratio (BOR) juga naik jadi 7,47 persen.
Sebelumnya, kenaikan paling signifikan terjadi pada 28 April 2023 dengan 37 kematian. Kemudian pada 29 April 2023 menurun dengan 14 kematian. Kendati demikian, angka kematian masih belum melebihi batas yang disyaratkan oleh WHO yaitu saat di bawah 1/100.000 penduduk. Kemudian pasien yang dirawat masih belum di atas 5/100.000 penduduk.
Menyusul peningkatan ini, Kementerian Kesehatan menghimbau masyarakat untuk lebih hati-hati dan waspada terhadap ancaman penularan COVID-19. Upaya pencegahan bisa dilakukan dengan disiplin protokol kesehatan untuk mencegah potensi lonjakan kasus, terutama pada golongan lanjut usia dan kelompok yang belum melakukan vaksinasi CoviD-19.
Masyarakat juga dihimbau untuk menyegerakan vaksinasi COVID-19 baik dosis lengkap maupun booster. Oleh karena itu, Pemerintah sendiri saat ini telah menambah regimen vaksin Indovac yang bisa digunakan untuk vaksinasi COVID-19. Kebijakan ini tertuang dalam Surat Edaran Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Nomor IM.02.04/C/2034/2023 yang diterbitkan pada 23 April 2023.
Dalam kebijakan tersebut, penambahan ini diberikan untuk sasaran yang mendapatkan vaksin primer Pfizer. Selanjutnya vaksin booster kedua Indovac dapat diberikan dengan interval 6 bulan sejak vaksinasi booster pertama COVID-19. Vaksin booster kedua bisa diberikan dengan dosis penuh atau 0,5 ml.
Selain itu, pemerintah juga menganjurkan masyarakat melakukan tes cepat antigen mandiri. Ada dua produk yakni produk dalam negeri dengan kode AKD dan produk luar negeri dengan kode AKL. (Tempo)