Peneliti Ungkap Otak Suku Amazon Mengalami Penuaan lebih Lama
pada tanggal
27 Mei 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Gaya hidup penduduk asli Amerika Selatan di Amazon sangat berbeda dengan masyarakat Barat pada umumnya. Menurut penelitian terbaru, perbedaan tersebut memungkinkan suku-suku di Amazon dalam mencegah penurunan volume otak seiring bertambahnya usia mereka. Hal itu kemudian mengurangi risiko gangguan kognitif.
Studi terbaru oleh Hillard Kaplan yang terbit dalam Proceedings of the National Academy of Sciences mempelajari populasi Tsimane dan Moseten di Amazon. Peneliti dari Universitas Chapman itu melihat secara khusus perbedaan volume otak mereka di usia paruh baya hingga lanjut usia dengan penduduk sebaya di negara-negara maju. Faktor utamanya tak lepas dari kontras dalam pola diet dan olahraga.
Kaplan telah bekerja di wilayah Amazon selama beberapa dekade, baik dari sudut pandang kemanusiaan maupun antropologis. Ia bersama timnya memiliki akses untuk mempelajari 1.165 orang dari usia 40 hingga 94 tahun, lalu membandingkan data volume otak dengan studi serupa yang ada di masyarakat Barat.
Otak orang-orang Tsimane kehilangan sekitar 2,3 persen volumenya per dekade, sedangkan Moseten 2,8 persen. Angka penurunan volume otak itu lebih kecil dari yang terlihat di masyarakat Barat, yakni 3,5 persen. Semakin tua populasi, semakin kontras perbedaannya.
Sebelum penelitian Kaplan, masih sedikit hal yang diketahui tentang penuaan otak atau demensia di lingkungan non-industri yang mirip dengan bagaimana manusia hidup sepanjang sejarah evolusi. Sementara itu, masyarakat industri berpenghasilan tinggi diketahui secara luas bahwa otak mereka mengalami penurunan volume sejak usia 40 tahun. Perbedaan ini mungkin ada hubungannya dengan kebiasaan suku Amazon yang menghabiskan sebagian besar waktu untuk berburu makanan secara aktif.
Masyarakat adat Tsimane dan Moseten menunjukkan bahwa ada hubungan erat indeks massa tubuh dan kolesterol jahat dengan volume otak yang mana hanya akan menurun kalau kedua variabel independen itu tinggi. Begitu pun di negara-negara Barat, penurunan volume otak berhubungan dengan peningkatan indeks massa tubuh. Namun, adanya perbedaan percepatan penurunan volume otak ini lantas disebut sebagai bentuk ketidaksesuaian evolusioner yang memalukan bagi masyarakat industri atas perubahan buruk dalam pola makan, aktivitas, dan berbagai paparan lingkungan lain.
Lebih lanjut, Kaplan berkata bahwa suku Amazon secara fisik bekerja keras untuk mendapatkan makanan mereka, tidak seperti peradaban Barat. Masyarakat industri telah berada di titik yang telah melampaui batas, menimbun terlalu banyak kalori tanpa cukupnya aktivitas fisik. Itu menyebabkan efek negatif pada otak.
Tingkat demensia, penyakit arteri koroner, dan diabetes yang lebih rendah pada orang-orang Tsimane dan Moseten, dipadukan dengan temuan volume otak, menyiratkan bahwa nilai gaya hidup berdampak langsung pada penuaan. Segala sesuatu tentang gaya hidup memengaruhi penuaan otak.
Gaya hidup terpencil di Bolivia (salah satu negara di mana suku Amazon berada) mungkin bukan untuk semua orang. Struktur perkotaan Bolivia belum ramah terhadap akses yang layak ke pendidikan, layanan kesehatan, dan masih banyak lagi. Akan tetapi, ada konsep keseimbangan hidup yang dapat dipelajari oleh orang-orang Amerika Serikat dan Eropa.
Penelitian di masa depan harus memiliki fokus pada bagaimana ilmu kebiologian berevolusi untuk mengkaji lebih lanjut tentang pola makan, olahraga, dan fisiologi. (Tempo)