Recep Tayyip Erdogan dan Para Pedukungnya Rayakan Kemenangan di Pemilu Turki
pada tanggal
30 Mei 2023
ANKARA, LELEMUKU.COM - Recep Tayyip Erdogan dan para pendukungnya merayakan kemenangan di Pemilu Turki di Ankara pada Senin, 29 Mei 2023. Dia akan memperpanjang kekuasaan yang akan memasuki dekade ketiga. Oposisi Turki bersiap menghadapi "hari-hari sulit" melawan pemerintah yang semakin otokratis.
Dalam pidato di hadapan sukarelawan di depan kompleks kepresidenan, Erdogan mengecilkan kekhawatiran lawan-lawannya yang khawatir akan masa kepemimpinannya mendatang. "Kami bukan satu-satunya pemenang. Turki adalah pemenangnya. Bangsa kami dengan semua segmennya adalah pemenangnya. Demokrasi kami adalah pemenangnya," katanya seperti dilansir Anadolu Agency, media pemerintah Turki.
"Tidak ada yang kalah hari ini. Semua 85 juta (orang) telah menang. Sekarang saatnya untuk bersatu dan berintegrasi seputar tujuan nasional dan impian nasional, mengesampingkan semua perdebatan dan konflik terkait periode pemilu," katanya.
Erdogan meraup 52,2 persen suara pada Pemilu Turki, berbanding 47,8 persen pesaing utamanya Kemal Kilicdaroglu. Citra tak terkalahkan Erdogan di negara anggota aliansi militer Barat, NATO, itu makin kuat.
Pemilu Turki edisi 2023 dipandang sebagai tantangan politik terbesar Erdogan. Oposisi telah yakin akan menggulingkannya dan membalikkan kebijakannya setelah jajak pendapat menunjukkan krisis biaya hidup membuat presiden makin rentan.
Surat kabar pro-pemerintah, bagian dari lanskap media yang sangat pro-Erdogan menyambut kemenangannya. Mereka telah mendukung kampanye pemilihannya di negara berpenduduk 85 juta orang itu.
Saingan Erdogan, Kilicdaroglu mengatakan pemilu Turki kali ini adalah "pemilihan yang paling tidak adil dalam beberapa tahun." Namun dia tidak membantah hasil pemilu.
Kebijakan Erdogan sebelumnya dianggap telah mempolarisasi Turki, tapi memperkuat posisinya sebagai kekuatan militer regional. Meskipun dia menyerukan persatuan, Erdogan tetap berpegang pada tema utama kampanyenya dengan menuduh Kilicdaroglu dan oposisi berpihak pada teroris, tanpa memberikan bukti.
Partai pro-Kurdi utama Turki, terbesar ketiga di parlemen, termasuk di antara partai-partai oposisi yang menentang Erdogan. Mereka dituduh memiliki hubungan dengan militan Kurdi, yang dibantahnya.
"Bagi oposisi, hari-hari yang sangat sulit akan datang," kata Atilla Yesilada, analis di GlobalSource Partners. Dia memperkirakan lebih banyak tindakan hukum terhadap partai Kurdi dan mengatakan tidak jelas apakah aliansi oposisi akan tetap utuh.
Kekalahan Kilicdaroglu mungkin akan menimbulkan kekhawatiran di antara sekutu Turki di NATO yang khawatir dengan hubungan baik Erdogan dengan Presiden Rusia Vladimir Putin, yang mengucapkan selamat kepada "sahabatnya" atas kemenangannya.
Mata uang Turki, Lira merosot ke rekor terendah 20,08 melawan dolar. Ini telah kehilangan 90 persen dari nilainya dalam dekade terakhir, diterpa oleh krisis mata uang dan inflasi yang merajalela.
Kerugian terbarunya didorong oleh ketidakpastian tentang apa arti kemenangan Erdogan bagi kebijakan ekonomi. Para kritikus menyalahkan blue print ekonomi suku bunga rendah yang tidak ortodoks. .
Erdogan mengatakan inflasi, yang mencapai puncak 24 tahun sebesar 85 persen tahun lalu sebelum mereda, adalah masalah paling mendesak di Turki. (Tempo)