Temui Mohammed bin Salman, Volodymyr Zelenskyy Minta Liga Arab dukung Ukraina
pada tanggal
20 Mei 2023
RIYADH, LELEMUKU.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky menghadiri pertemuan puncak Liga Arab di Arab Saudi pada Jumat, 19 Mei 2023, untuk meminta dukungan bagi rakyatnya. Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) menyatakan kesiapannya untuk menengahi perang antara Moskow dan Kyiv.
Dalam pertemuan yang diselenggarakan di Jeddah, Zelensky berterima kasih kepada Arab Saudi atas bantuannya di masa lalu. Dia mengatakan bahwa masing-masing delegasi akan menerima teks rencana perdamaian 10 poinnya.
Dia meminta mereka untuk bekerja dengan Ukraina secara langsung tanpa perantara.
Di rapat tingkat tinggi itu, Zelensky sempat menyoroti beberapa negara, termasuk anggota Liga Arab yang lebih suka "menutup mata" terhadap aneksasi ilegal Rusia atas tanah Ukraina dan memenjarakan beberapa orang Ukraina selama perang 15 bulan.
Advertisement
"Saya yakin kita semua bisa bersatu dalam menyelamatkan orang dari kurungan penjara Rusia," katanya dalam bahasa Inggris.
Negara-negara Teluk telah berusaha untuk tetap netral dalam konflik Ukraina, meskipun Barat menekan produsen minyak Teluk untuk membantu mengisolasi Rusia, sesama anggota OPEC+.
Tahun lalu, Putra Mahkota Mohammed membebaskan 10 orang asing yang ditangkap oleh Rusia di Ukraina. Langkah itu tampaknya dimungkinkan oleh kedekatannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin.
Pangeran MBS, dalam pidato pembukaannya menegaskan, pihaknya siap melanjutkan upaya mediasi antara Rusia dan Ukraina, serta mendukung semua upaya internasional yang bertujuan menyelesaikan krisis secara politik dengan cara yang berkontribusi untuk mencapai keamanan.
Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan
Juga pada pertemuan kemarin, para pemimpin Arab dengan hangat menyambut kembali Presiden Suriah Bashar al-Assad - yang telah menerima dukungan besar dari Rusia dalam perang saudara negaranya - setelah satu dekade isolasi.
Sementara, setelah rapat Liga Arab, Zelensky akan menghadiri pertemuan puncak para pemimpin G7 di kota Hiroshima Jepang akhir pekan ini.
Arab Saudi menghadapi kritik keras dari Amerika Serikat atas keputusan OPEC+ untuk memangkas produksi minyak, yang dianggap membantu Rusia mengisi kembali pundi-pundinya dengan menaikkan harga.
Meskipun keputusan Oktober awalnya memicu kemarahan Amerika Serikat dan negara-negara Barat lainnya, dinamika pasar sejak saat itu telah menunjukkan bahwa pemotongan tersebut dilakukan dengan hati-hati.
Pada saat perang Rusia di Ukraina telah mengguncang pasar energi global, peran kerajaan sebagai pengekspor minyak terbesar di dunia semakin penting bagi Washington dan Moskow.