AS Jatuhkan Sanksi Bagi Program Rudal Iran
pada tanggal
07 Juni 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Amerika Serikat, pada Selasa (6/6), bereaksi cepat atas terungkapnya rudal baru hipersonik Teheran dengan menerapkan sanksi baru terhadap program rudal balistik negara tersebut. Pejabat Gedung Putih menilai langkah Iran "menggoyahkan stabilitas."
"Pemerintahan Biden sangat jelas dan sangat tegas menolak aktivitas Iran yang menggoyahkan stabilitas kawasan, termasuk pembuatan program rudal balistik yang lebih baik," kata John Kirby, direktur komunikasi strategis untuk Dewan Keamanan Nasional. Ia menambahkan bahwa Amerika telah "menyiapkan sanksi yang sangat jelas dan kegiatan lain untuk menekan Iran agar menghentikan apa yang dilakukan di wilayah tersebut, termasuk program rudal balistik mereka."
Televisi pemerintah Iran mengatakan rudal bernama Fattah atau "Penakluk" itu memiliki jangkauan hingga 1.400 kilometer. Jarak tersebut hampir mencapai jarak udara antara Teheran dan Yerusalem. Presiden Iran Ebrahim Raisi menggambarkan senjata baru itu sebagai “jangkar keamanan dan perdamaian abadi” di wilayah Timur Tengah.
Departemen Keuangan AS, pada Selasa, mengatakan bahwa sanksi baru tersebut menarget tujuh individu dan enam entitas di Iran, China dan Hong Kong yang memasok program rudal Teheran dengan "suku cadang dan teknologi yang sensitif dan penting," termasuk barang-barang seperti sentrifugal, yang sering digunakan untuk memperkaya uranium untuk senjata nuklir.
Sanksi tersebut menunjukkan "komitmen kami untuk menanggapi kegiatan yang merusak stabilitas regional dan mengancam keamanan mitra dan sekutu utama kami," kata Wakil Menteri Keuangan untuk Bidang Terorisme dan Intelijen Keuangan Brian E. Nelson. “Amerika akan terus menarget jaringan pengadaan transnasional ilegal yang secara diam-diam mendukung Iran memproduksi rudal balistik dan program militer lainnya.”
Raisi membual bahwa rudal itu sepenuhnya dirancang dan diproduksi Iran. (VOA)