Indonesia akan Serap 27 Ribu Tenaga Kerja saat Produksi Massal Jet Tempur KF-21
pada tanggal
03 Juni 2023
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Proyek bersama pengembangan jet tempur KF-21 Boramae antara Indonesia dan Korea Selatan kini sudah di tahap Engineering and Manufacturing Development (EMD) yang direncanakan berlangsung hingga 2026 sebelum siap diproduksi massal.
Senior Manager & Chief KFX Joint Development Management Team Lee Sung-il mengatakan di tahap produksi massal Indonesia akan mendapatkan sejumlah keuntungan ekonomi. “Ada 27 ribu pekerjaan yang akan tercipta,” katanya saat menerima kunjungan 13 jurnalis peserta The Indonesian Next Generation Journalist Network on Korea yang diselenggarakan oleh Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) dan Korea Foundation di kantor Korea Aerospace Industries (KAI), Sacheon, Korea Selatan, Jumat, 2 Juni 2023.
Ia menuturkan di fase EMD ini, pemerintah Indonesia akan mengambil satu unit pesawat untuk mempelajari teknologi, pengembangan, operasi, dan produksinya.
Di fase EMD ini, ada 30 orang Indonesia yang berpartisipasi. Dua orang merupakan pilot asal TNI AU dan sisanya adalah para insinyur.
Potensi Pasar KF-21 Boramae Besar
Menurut Lee Sung-il, pemerintah Korea Selatan akan membeli 128 unit KF-21 Boramae sementara Indonesia akan membeli 48 unit.
Mantan Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan Eris Herryanto mengungkapkan sudah ada kajian dari berbagai lembaga internasional yang menunjukkan minat banyak negara terhadap jet tempur yang menelan biaya 8,1 triliun Won atau Rp 93,15 triliun (kurs: Rp 11,5) dalam pengembangannya ini.
Kajian Jane’s HIS memperkirakan jumlah kebutuhan pesawat tempur yang dapat diserap oleh KF-21 Boramae di negara-negara yang masuk dalam pasar prioritas, yakni India, Mesir, Turki, Israel, Arab Saudi, Singapura, Finlandia, dan Swedia mencapai 160 dan 596 unit. Adapun di negara-negara pasar non-prioritas, menurut kajian ini peluangnya berkisar antara 160 dan 368 unit
Sementara perhitungan dari Strategic Defence Intelligent (SDI) pada 2012 diperkirakan 149 dan 572 unit KF-21 Boramae akan diserap pasar. Adapun kajian dari TEAL Group menunjukkan jet tempur ini bisa diserap pasar antara 599 dan 869 unit.
Proyek KF-21 Boramae Terbentur Pembiayaan Indonesia yang Macet
Korea Aerospace Industries (KAI) berharap pemerintah Indonesia segera mengucurkan dana untuk kelanjutan proyek jet tempur KF-21 Boramae. Dalam proyek ini pemerintah Indonesia menanggung 20 persen pembiayaan, pemerintah Korea Selatan 60 persen, dan 20 persen sisanya dari KAI.
Pembiayaan dari pemerintah Indonesia terhenti sejak Januari 2019. Diperkirakan 800 miliar won atau Rp 920 miliar yang belum dibayarkan oleh pemerintah Indonesia.
"Ini akan menyebabkan efek samping yang sangat besar dalam program pengembangan (KF-21 Boramae),” kata Lee Sung-il. (Tempo)