-->

Vladimir Putin Ancam Serang Negara-negara NATO Jika Tetap Pasok Senjata ke Ukraina


MOSKOW, ELEMUKU.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin mengancam akan menyerang negara-negara anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara atau NATO karena mendukung Ukraina. Prediksi itu diungkapkan pemimpin redaksi Russia Today (RT) Margarita Simonyan.

Hubungan Putin dengan para pemimpin Eropa lainnya kian tegang di tengah perang Rusia-Ukraina. Sebagian besar negara-negara Barat mengutuk invasi, yang dilancarkan Februari tahun lalu.

Banyak sekutu menggelontorkan bantuan militer senilai miliaran dolar ke Ukraina. Bantuan ini membantu mengubah gelombang perang demi kepentingan Ukraina.

Rusia telah bereaksi dengan marah atas bantuan ini, menuduh NATO melanggar garis merah dengan menyediakan senjata kepada Ukraina. Beberapa senjata Barat di antaranya sekarang digunakan untuk menyerang balik Rusia.

Simonyan mengatakan dalam sebuah wawancara belum lama ini bahwa dia percaya Putin akan segera memberi NATO "ultimatum" atas bantuannya ke Ukraina. Dia menambahkan bahwa Barat memberikan senjata kepada Ukraina yang sedang dilanda perang secara gratis. Bantuan itu adalah partisipasi dalam perang.

Rencana menyerang negara-negara NATO ini, menurut Simonyan, disampaikan Putin selama pertemuan di Moskow pada 25 Mei lalu. Kepala TV Negara Rusia Margarita Simonyan memperkirakan bahwa Putin akan mengancam NATO dengan serangan atas dukungan mereka untuk Ukraina.

“Suatu pagi kita akan bangun untuk mengetahui bahwa tadi malam Vladimir Putin telah mengumumkan ultimatum, mengatakan bahwa jika jet F-16 lepas landas dari lapangan udara negara tersebut terus menyerang wilayah Rusia — jika senjata ini dan itu, dikirim dari pelabuhan negara ini dan itu, terus dipasok, maka kami akan menganggap lapangan terbang ini dan pelabuhan ini sebagai target perang yang sah," kata Simonyan.

Simonyan menambahkan bahwa Rusia memiliki hak untuk menyatakan bahwa negara-negara NATO adalah target yang sah. Tapi dia meragukan bahwa Putin akan mengambil jalan itu. Dia mengatakan tidak "melihat pilihan lain" untuk mengakhiri perang Ukraina.

Video pernyataan Simonyan diterjemahkan dan diposting ke Twitter oleh Anton Gerashchenko, penasihat menteri dalam negeri Ukraina, pada Sabtu pagi. Newsweek menghubungi Kementerian Luar Negeri Rusia untuk memberikan komentar.

Simonayn, bersama dengan media pemerintah Rusia lainnya, sebagian besar menarik garis Kremlin pada perang Rusia Ukraina setelah Duma Negara menindak perbedaan pendapat. Simonyan dan tokoh TV pemerintah Rusia lainnya telah menjadi berita utama untuk ancaman sebelumnya terhadap Ukraina dan Barat. April lalu, pemimpin redaksi RT melontarkan gagasan "penghancuran total" Ukraina dan "serangan nuklir." (Tempo)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel