Volodymyr Zelenskyy Tagi Janji Agar Ukraina Diterima jadi Anggota NATO
pada tanggal
02 Juni 2023
JENEWA, LELEMUKU.COM - Presiden Volodymyr Zelensky kembali menagih janji aliansi militer NATO tentang keanggotaan Ukraina. Ia mengatakan ingin menerima keputusan "jelas" tentang masa depan Ukraina dalam NATO ketika para pemimpin blok itu bertemu di Vilnius pada Juli mendatang.
Pada pertemuan puncak lebih dari 40 pemimpin Eropa di Moldova, Zelensky mengatakan Ukraina telah mengajukan menjadi anggota NATO setelah Rusia meluncurkan invasi skala penuh ke Ukraina. "Tahun ini adalah untuk keputusan. Di musim panas di Vilnius pada KTT NATO, undangan yang jelas kepada anggota Ukraina diperlukan serta jaminan keamanan dalam perjalanan menuju keanggotaan NATO," kata Zelensky.
"Pada (musim gugur), pada aksesi kami ke Uni Eropa, diperlukan keputusan yang jelas dan positif. Dan kami juga mempersiapkan KTT Perdamaian, yang akan memandu dunia untuk bersama-sama mengimplementasikan formula perdamaian," katanya.
Ukraina telah mengusulkan pertemuan puncak perdamaian musim panas ini untuk memperkuat visi perdamaiannya sebagai satu-satunya cara untuk mengakhiri perang Rusia. Belum disebutkan di mana acara itu akan berlangsung.
Dalam 10 poin formula perdamaian yang diajukan Zelensky, ia menuntut Rusia menarik pasukannya secara penuh dari Ukraina. Ia juga menyerukan koalisi kekuatan untuk memasok sistem pertahanan udara Patriot dan jet tempur ke Ukraina untuk membantu menangkis pasukan Rusia.
KTT akan dihadiri 27 negara anggota Uni Eropa dan 20 negara Eropa lainnya. Perhelatan itu rencananya akan berlangsung di sebuah kastil yang terletak 20 kilometer dari wilayah Ukraina dan dekat wilayah Transdniestria yang didukung Rusia.
Tuntutan Ukraina itu direspon oleh Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg. Ia mengatakan NATO akan terus mendukung Ukraina untuk memastikan bahwa sejarah tidak terulang kembali setelah perang usai.
“Kita semua setuju bahwa di tengah perang, tidak dapat menjadikan Ukraina sebagai anggota penuh NATO, tetapi pada saat yang sama perlu mempersiapkan apa yang terjadi ketika perang berakhir karena kita perlu memastikan bahwa sejarah tidak terulang kembali," katanya.
Stoltenberg mengatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin membuat kesalahan dengan meremehkan Ukraina dan NATO. Ia juga menegaskan bahwa NATO terus berkomitmen untuk mendukung Ukraina “selama yang dibutuhkan.”
“Ini akan menjadi tragedi besar bagi warga Ukraina jika Presiden Putin menang, tetapi akan berbahaya bagi kami. Pesan kami kepada Rusia dan semua pemimpin alternatif termasuk Cina adalah ketika mereka menggunakan kekuatan, mereka mendapatkan apa yang diinginkan dan itu akan terjadi. Buat kami, juga sekutu NATO, Amerika Serikat, Eropa, lebih rentan,” katanya. (Tempo)