-->

Joe Biden Umumkan Status Darurat di Vermont akibat Banjir


WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Presiden Amerika Serikat Joe Biden telah mengumumkan status darurat di Negara Bagian Vermont setelah hujan deras memicu banjir bandang yang mengancam jiwa.

Langkah tersebut membebaskan sumber daya pemerintah federal untuk mendukung negara bagian, yang diperkirakan akan mengalami lebih banyak hujan lebat sepanjang Selasa.

kendati demikian, belum ada laporan tentang kematian atau cedera di negara bagian itu akibat hujan, yang menurut para pejabat telah membanjiri pusat kota Montpelier, sebuah kota berpenduduk 8.000 orang.

Jalan di beberapa daerah seluruhnya terendam air dan orang-orang terperangkap di rumah mereka. Tim darurat pun berusaha melakukan puluhan penyelamatan.

Bagian timur laut AS, termasuk New York dan Vermont, telah mengalami beberapa banjir terparah dalam lebih dari satu dekade dalam beberapa hari terakhir. Banjir bandang yang berbahaya diperkirakan akan tetap menjadi risiko setidaknya hingga Selasa malam.

"Jika banjir mendekati rumah Anda, mengungsilah ke tempat yang lebih tinggi lebih cepat daripada nanti, rute Anda dapat dikompromikan oleh air banjir dan membuat Anda terdampar," kata siaran pers dari pejabat darurat Vermont, pada Rabu 12 Juli 2023.

Tim penyelamat datang dari North Carolina, Michigan, dan Connecticut untuk membantu upaya evakuasi. Beberapa area Vermont tidak dapat diakses, dan dengan prakiraan hujan lebih lanjut, kru kemungkinan akan menghadapi kondisi yang menantang.

Sebagian besar penyelamatan sejauh ini dilakukan di Kota Londonderry, Weston, Bridgewater, Andover, Ludlow dan Middlesex.

Ibu kota Vermont, Montpelier, memerintahkan kawasan pusat kota ditutup hingga setidaknya tengah hari pada Selasa karena sungai yang mengalir melalui kota surut. "Ini akan memungkinkan pejabat menilai risiko keselamatan dan memulai upaya pembersihan," kata William Fraser, Manajer Kota Montpelier .

Ada kekhawatiran besar semalam tentang tiga bendungan di negara bagian yang mendekati kapasitas. Mengacu pada kemungkinan salah satu dari mereka meluap, Fraser sebelumnya mengatakan: "Hal ini tidak pernah terjadi sejak bendungan dibangun sehingga tidak ada preseden potensi kerusakan."

Namun pada hari Selasa, ketakutan para pejabat mereda karena tidak lagi mengharapkan bendungan meluap. "Air masih akan dikeluarkan dari bendungan, tetapi dalam jumlah yang lebih kecil dari yang diperkirakan sebelumnya," kata sebuah posting Facebook dari Korps Angkatan Darat AS.

"Banyak permukaan sungai telah mencapai puncaknya dan mulai surut.”

Bendungan Wrightsville yang berjarak 6,4 kilometer sebelah utara Montpelier, sempat nyaris meluap.

Meningkatnya frekuensi dan intensitas cuaca buruk di seluruh Amerika Serikat merupakan gejala dari perubahan iklim global yang didorong oleh manusia, kata para ilmuwan iklim.

"Jangan salah, kehancuran dan banjir yang kami alami di Vermont adalah sejarah dan bencana besar," kata Gubernur Vermont Phil Scott dalam jumpa pers Selasa.

Fraser dalam sebuah posting Facebook mendesak 8.000 warga untuk bersiap pindah ke lantai atas rumah mereka karena penutupan jalan raya membuat evakuasi menjadi sulit atau tidak mungkin.

Di seluruh negara bagian, tim pencari telah menyelamatkan 117 orang dari rumah dan mobil mereka dengan perahu cepat, kata Mike Cannon, pemimpin operasi Pencarian dan Penyelamatan Perkotaan negara bagian itu.

Pejabat Vermont menyebut banjir itu sebagai yang terburuk sejak Badai Irene mencapai negara bagian New England sebagai badai tropis pada 2011. Badai Irene menyebabkan kerusakan sekitar US$750 juta dan tujuh kematian di negara bagian itu.

Topografi kota - berbatasan dengan perbukitan dengan pusat kota di lembah - meningkatkan potensi banjir, kata anggota Dewan Kota Montpelier Conor Casey.

"Saya dan istri saya tinggal tepat di sungai dan jaraknya sekitar dua kaki dari ruang tamu," kata Casey. "Kami agak terbiasa dengan Irene, jadi tidak sepenuhnya asing, tapi menurutku hal yang menakutkan adalah sejauh ini rasanya sedikit lebih buruk."

Banjir tersebut berdampak pada ekonomi regional, dengan peramal swasta AccuWeather memperkirakan kerusakan dan kerugian ekonomi mencapai US$3 miliar hingga US$5 miliar.

Sebagian besar hasil panen di Boyd Family Farm di Wilmington, Vermont, hilang diterjang badai, kata Janet Boyd, yang memiliki bisnis bersama suami dan putranya di ujung selatan Green Mountains.

"Kami kehilangan semua sayuran dan hanya blueberry kami yang tersisa," kata Boyd, 80 tahun. "Semua sayuran, tomat, paprika, bawang putih hilang." (Tempo)


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel