Jokowi Sebut Pemerintah Indonesia Terbuka Bagi Investor China
pada tanggal
29 Juli 2023
BEIJING, LELEMUKU.COM - Presiden Jokowi mengatakan, pemerintah Indonesia menyambut dengan tangan terbuka para investor dari China. Ia berharap akan ada lebih banyak investor dari negeri tirai bambu itu, yang akan berinvestasi di berbagai proyek strategis di Indonesia.
“Saya tahu di sini sudah banyak yang masuk (investasi di Indonesia). Mungkin (kalian) bisa menyampaikan ke rekan yang lain, apakah ada kesulitan atau problem? Kami terbuka untuk investor dari China,” ungkap Jokowi.
Dalam kesempatan ini, Jokowi pun menawarkan sejumlah proyek besar yang sedang digarap oleh pemerintah terkait pembangunan Ibu Kota Nusantara (IKN).
Ia menjelaskan, pemerintah sedang membangun kawasan inti pemerintahan yang ditargetkan selesai pada tahun depan. Pihak swasta, katanya, bisa mulai menanamkan modalnya pada tahun ini di berbagai sektor.
“Tahun ini, swasta bisa mulai masuk baik untuk kesehatan, pendidikan, research, data center, bisa mulai dilaksanakan tahun ini karena ini ada 34 ribu hektare yang sudah siap lahannya dan bisa dimasuki oleh investor. Untuk properti, dan infrastruktur juga ada,” jelasnya.
Jokowi juga menawarkan para investor untuk ikut serta berinvestasi dalam upaya pembangunan ekosistem kendaraan listrik, mulai dari hulu sampai hilir. Jokowi memperkirakan, jika semua berjalan dengan lancar, Indonesia bisa memproduksi mobil listrik di atas satu juta unit pada tahun 2035.
Bidang energi baru terbarukan (EBT) juga ditawarkan oleh Jokowi kepada para investor. Ia menekankan, dengan protensi yang mencapai 434 ribu mega watt, EBT merupakan sektor yang sangat menjanjikan di masa depan.
“Saya kira ini sebuah kesempatan yang sangat baik untuk baik ke depan. Kalau energinya hijau, nanti produknya hijau, jualan produknya bisa di posisi premium,” katanya.
Sementara itu, dalam kesempatan terpisah Menteri Investasi sekaligus Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengungkapkan kunjungan Presiden Jokowi kali ini menghasilkan komitmen investasi dengan nilai total $11,5 miliar.
Kesepakatan investasi itu diperoleh pemerintah Indonesia dengan produsen pembuat kaca bernama Xinyi. Bahlil menjelaskan perusahaan tersebut merupakan perusahaan kaca terbesar di dunia yang market share-nya mencapai 26 persen.
“Ke depannya perusahaan ini telah berkomitmen untuk membangun industri di kawasan Batam, Rempang. Ini adalah pabrik terbesar nomor dua di dunia setelah China, dan pabrik terbesar nomor satu di luar China. Ini adalah hilirisasi yang dibangun dari pasir kuarsa dan beberapa bahan baku lainnya yang ada di Indonesia. Kalau kita sudah sukses membangun ekosistem hilirisasi dari nikel, sekarang kita mulai dorong ke pasir kuarsa,” ungkap Bahlil.
Ia melihat di era kepemimpinan Jokowi, kedekatan Indonesia dan China di bidang politik dan bisnis sangat membaik. Investasi China kini menjadi terbesar kedua di Indonesia.
Gempuran investasi dari China ini bukanlah tanpa sebab. Negeri Tirai bambu ini, kata Faisal, sedang mengalami transisi struktur perekonomian yang mengakibatkan banyak investor lebih banyak menanamkan modalnya di luar negeri.
“Akhirnya banyak para investor itu menanamkan modalnya di luar China, misalnya di Afrika, Asia Tenggara, termasuk Indonesia,” jelasnya. (VOA)