Volodymyr Zelenskyy dan Andrzej Duda Peringati Pembantaian Perang Dunia II
pada tanggal
10 Juli 2023
KYIV, LELEMUKU.COM - Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky dan Pemimpin Polandia Andrzej Duda bersama-sama menandai peringatan pembantaian era Perang Dunia II. Pembunuhan massal waktu itu telah menyebabkan ketegangan selama beberapa generasi antara Ukraina dan Polandia yang sekarang menjadi sekutu dekat.
Zelensky dan Duda menghadiri kebaktian gereja bersama di kota Lutsk, Ukraina barat, pada Minggu, 9 Juli 2023, untuk mengenang para korban. Kebaktian itu dihadiri oleh kepala gereja Ortodoks dan Katolik terbesar di Ukraina dan kepala Konferensi Uskup Polandia, Uskup Agung Stanislaw Gadecki.
"Bersama-sama kita memberikan penghormatan kepada semua korban Volhynia yang tidak bersalah! Kenangan menyatukan kita!," tulis kantor Duda dan Zelenskiy di Twitter. "Bersama kita lebih kuat."
Pembantaian Volhynia terus membayangi hubungan antara kedua negara, terutama menjelang peringatan 11 Juli. Itu merupakan salah satu hari paling berdarah dari serangkaian pembunuhan yang terjadi dari 1943 hingga 1945.
Polandia mengatakan sekitar 100.000 orang Polandia tewas dalam pembantaian oleh kaum nasionalis Ukraina. Ribuan orang Ukraina juga tewas dalam pembunuhan balasan.
Kini Warsawa telah memposisikan dirinya sebagai salah satu pendukung setia Kyiv sejak Rusia menginvasi negara itu pada tahun 2022.
Kepala staf presiden Ukraina, Andriy Yermak, menulis di Telegram bahwa Ukraina dan Polandia "bersatu melawan musuh bersama yang bermimpi memecah belah kita".
Duda menyebut kebaktian itu sebagai "kesaksian persahabatan di hadapan sejarah yang sulit".
Dalam sebuah posting di Twitter, Zelensky mengatakan dia melakukan diskusi "singkat tapi sangat substantif" di acara tersebut dengan Duda ihwal KTT NATO yang akan datang di Vilnius. Ukraina mengharapkan akan ada keputusan yang mempercepat tujuannya menjadi anggota aliansi.
"Kami sepakat untuk bekerja sama untuk mendapatkan hasil terbaik bagi Ukraina," tulis Zelenskiy.
Kepala kantor Duda mengatakan fakta bahwa presiden memperingati para korban bersama adalah "bersejarah", tetapi masih diperlukan lebih banyak pekerjaan.
"Ini bukan akhir dari jalan yang sulit ini, menjelaskan kepada teman-teman Ukraina kami tentang kebenaran sejarah, tentu saja akan dilanjutkan," kata Pawel Szrot kepada penyiar swasta Polsat News.
Parlemen Polandia mengatakan bahwa pembunuhan, yang dilakukan antara 1943 dan 1945 oleh Tentara Pemberontak Ukraina dan Organisasi Nasionalis Ukraina di bawah kepemimpinan Stepan Bandera, mengandung unsur genosida.
Ukraina tidak menerima pernyataan itu. Kyiv sering menyebut peristiwa Volhynia sebagai bagian dari konflik antara Polandia dan Ukraina yang mempengaruhi kedua negara.
Warsawa dan Kyiv juga berselisih soal masalah apakah spesialis Polandia dapat mencari dan menggali sisa-sisa warganya yang meninggal di Ukraina.
Pembantaian itu menyebabkan pertikaian publik yang luar biasa antara Polandia dan Ukraina awal tahun ini. Seorang juru bicara kementerian luar negeri Polandia mengatakan bahwa Zelensky harus meminta maaf dan meminta maaf atas kejadian di Volhynia.
Namun, ketua parlemen Ukraina Ruslan Stefanchuk bergerak untuk meredakan ketegangan pada Mei. Dia mengatakan kepada parlemen Polandia bahwa Kyiv memahami penderitaan Polandia.(Tempo)