Wang Yi Kembali Ditunjuk Sebagai Menlu China
BEIJING, LELEMUKU.COM - Wang Yi pada Jumat, 28 Juli 2023, membuat pernyataan pertamanya sejak pengangkatannya kembali sebagai menteri luar negeri Cina. Dalam keterangannya itu, ia berjanji untuk memperdalam kemitraan dan menjaga kedaulatan.
Dalam sebuah pernyataan yang diposting di situs web kementerian luar negeri, Wang menyebut ia akan menjalankan misinya itu dengan secara aktif berpartisipasi dan reformasi tata kelola global untuk kepentingan Cina.
Diplomat veteran itu ditunjuk sebagai menteri luar negeri lagi pada Selasa, 25 Juli 2023. Ia menggantikan bintang yang sedang naik daun Qin Gang.
Qin absen misterius selama satu bulan. Itu menimbulkan pertanyaan tentang transparansinya, setelah hanya tujuh bulan bekerja.
Kementerian hanya mengatakan Qin tidak bekerja karena alasan kesehatan yang tidak ditentukan.
Qin diangkat menjadi menteri luar negeri pada Desember tetapi tidak terlihat di depan umum sejak 25 Juni ketika dia bertemu dengan para diplomat yang berkunjung di Beijing.
Wang, pendahulu Qin di kementerian, memegang jabatan menteri luar negeri dari 2013-2022. Dia juga menjabat direktur Kantor Komisi Urusan Luar Negeri Pusat.
Qin, 57 tahun, menjadi salah satu menteri luar negeri termuda negara itu ketika ditunjuk pada Desember 2022. Sebelum menjabat sebagai menteri luar negeri ia mengisi posisi duta besar Cina untuk AS.
Wang, yang dipromosikan ke politbiro Partai Komunis Tiongkok – salah satu badan kepemimpinan tertinggi Cina, menggantikan Qin selama ketidakhadirannya, termasuk dalam pertemuan menteri luar negeri ASEAN di Jakarta bulan ini.
Setelah menjadi menteri luar negeri, komentar Qin tentang isu-isu panas seperti hubungan Taiwan dan Cina dengan Rusia tidak menyimpang secara signifikan dari pendahulunya.
Dalam komentar pertamanya sebagai menteri luar negeri, Qin mengatakan dalam memecahkan tantangan umum bagi seluruh umat manusia, diplomasi Cina akan menawarkan "kebijaksanaan Cina, inisiatif Cina, dan kekuatan Cina".
Dalam sebuah esai yang diterbitkan di majalah dua bulanan the National Interest Amerika Serikat akhir tahun lalu, Qin memberikan gambaran tentang kebijakan luar negeri Cina dan menegaskan kembali bahwa hubungan Cina-AS bukanlah "zero-sum game" dengan satu pihak menang dengan mengorbankan pihak lain. (Tempo)