Indonesia Ikut Hadiri KTT Perdamaian Bagi Ukraina di Jeddah
pada tanggal
06 Agustus 2023
RIYADH, LELEMUKU.COM - Pemerintah Indonesia mengirim Kuasa Usaha Ad Interim (KUAI) KBRI di Riyadh untuk mengikuti konferensi guna mencari solusi damai di Ukraina yang diselenggarakan di kota pelabuhan Jeddah, Arab Saudi, akhir pekan ini. Juru bicara Kementeriaan Luar Negeri Teuku Faizasyah mengkonfirmasi hal ini ketika dihubungi VOA melalui telepon pada Jumat (4/8) petang.
Belum ada informasi tentang pesan khusus yang akan disampaikan Indonesia dalam pertemuan itu. Namun, Indonesia telah secara aktif ikut berupaya mendamaikan Rusia dan Ukraina. Presiden Joko Widodo telah datang langsung ke Kyiv pada akhir Juni 2022, dan juga ke Moskow pada awal Juli pada tahun yang sama.
Konferensi yang menurut rencana akan dihadiri oleh 40 negara itu bertujuan untuk menemukan cara memulai perundingan guna mengakhiri invasi Rusia di Ukraina yang sudah berlangsung lebih dari satu setengah tahun.
Kantor berita Associated Press mengutip salah seorang pejabat Arab Saudi yang berbicara dengan syarat anonim karena tidak berwenang membahas soal ini kepada publik, mengatakan Rusia tidak diundang dalam pertemuan itu.
Beberapa jam kemudian Kepala Kantor Kepresidenan Ukraina Andriy Yermak mengonfirmasi pelaksanaan pertemuan itu di Arab Saudi, tanpa menyebut nama Jeddah sebagai lokasi.
“Rumusan Perdamaian Ukraina (Ukrainian Peace Formula) akan mencakup 10 poin fundamental yang tidak saja akan memastikan perdamaian bagia Ukraina, tetapi juga menciptakan mekanisme untuk mengatasi konflik baru di masa depan,” ujar Yermak dalam pernyataan itu. Ia menambahkan, “Kami sangat yakin bahwa rencana perdamaian Ukraina ini dapat dijadikan landasan atau dasar karena perang yang berlangsung di wilayah kami.”
Yermak menggambarkan 10 poin itu sebagai hal-hal yang telah “dibahas secara individual dan berkelompok dengan perwakilan dari lebih 50 negara hampir setiap minggu.”
Beragam Usul Perdamaian
Sebelumnya Ukraina menjabarkan bahwa 10 poin rumusan perdamaian itu mencakup pemulihan integritas wilayah Ukraina, penarikan pasukan Rusia, pembebasan seluruh tahanan, pengadilan bagi mereka yang bertanggungjawab dalam agresi itu, dan jaminan keamanan bagi Ukraina.
Presiden Rusia Vladimir Putin baru saja menyelesaikan pertemuan di St. Petersburg dengan beberapa pemimpin Afrika tentang rencana perdamaian yang mereka usulkan. Sementara China dan Paus Fransiskus secara terpisah juga memberi usul tersendiri. Belum ada rincian kapan usulan-usulan perdamaian ini akan dirilis pada publik.
Arab Saudi belum mengaku adanya penyelenggaraan konferensi itu dan tidak menjawab permohonan media untuk memberikan komentar.
Surat kabar Wall Street Journal, yang pertama kali melaporkan tentang konferensi ini dengan mengutip “diplomat-diplomat yang terlibat dalam diskusi tentang hal itu,” mengatakan konferensi akan berlangsung pada 5 dan 6 Agustus, dan dihadiri sekitar 30 negara. Berita tentang hal ini baru meluas setelah Penasihat Keamanan Nasional AS Jake Sullivan tiba di Arab Saudi pada Kamis (3/8).
Associated Press melaporkan, menurut pejabat yang berbicara dengan kantor berita itu, pertemuan tersebut merupakan langkah lanjutan setelah pertemuan di Kopenhagen pada Juni lalu.
Negara-negara Arab tetap bersikap netral sejak Rusia melancarkan invasi ke Ukraina pada 24 Februari 2022, sebagian besar karena kaitan ekonomi dan militer mereka dengan Rusia.
Arab Saudi mempertahankan hubungan dekat dengan Rusia sebagai bagian dari kelompok OPEC+. Pemangkasan produksi minyak organisasi itu, bahkan saat perang Rusia di Ukraina mendorong harga energi, telah menimbulkan kemarahan Presiden Joe Biden dan para anggota Kongres Amerika.
Namun, menjadi tuan rumah pertemuan seperti di Jeddah ini akan meningkatkan profil Putra Mahkota Mohammed bin Salman, yang sedang berupaya mencapai perdamaian dengan Iran dan diakhirinya perang di Yaman. (VOA)