-->

Sidang Majelis Umum PBB, Para Pemimpin Muslim Kecam Barat atas Pembakaran Al Quran


WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Para pemimpin Muslim yang menyampaikan pidato di dalam Sidang Majelis Umum PBB pada Selasa kompak mengecam negara-negara Barat atas serangkaian aksi pembakaran Al Quran. Mereka mengecam tindakan yang dilindungi sebagai kebebasan berpendapat sebagai tindakan diskriminatif.

Presiden Iran Ebrahim Raisi, seorang ulama yang mewakili negara teokratis Syiah, mengangkat Al Quran di mimbar PBB.

“Api rasa tidak hormat tidak akan mengalahkan kebenaran ilahi,” kata Raisi, seraya menuduh Barat berusaha “mengalihkan perhatian dengan alat kebebasan berpendapat.”

“Islamofobia dan apartheid budaya yang terjadi di negara-negara Barat – terbukti dalam tindakan mulai dari penodaan Al Quran hingga pelarangan hijab di sekolah – dan berbagai diskriminasi menyedihkan lainnya tidak pantas untuk bermartabat manusia,” kata Raisi.

Dia menyinggung Prancis yang secara kontroversial melarang siswi Muslim mengenakan jilbab di sekolah.

Swedia menyaksikan serangkaian pembakaran kitab suci umat Islam it. Meski pemerintahnya menyuarakan kecaman, tetapi mereka mengatakan tidak dapat menghentikan tindakan yang dilindungi undang-undang kebebasan berekspresi.

Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan – yang telah memberikan tekanan selama berbulan-bulan kepada Swedia atas penerimaan mereka terhadap aktivis Kurdi yang dianggap Turki sebagai teroris – mengatakan bahwa negara-negara Barat sedang melihat “wabah” rasisme termasuk Islamofobia.

“Ini telah mencapai tingkat yang tidak dapat ditoleransi,” katanya kepada Sidang Majelis Umum PBB.

“Sayangnya, politisi populis di banyak negara terus bermain api dengan mendorong tren berbahaya tersebut,” ujarnya.

“Mentalitas yang mendorong serangan keji terhadap Al Quran di Eropa, dengan membiarkannya berkedok kebebasan berekspresi, pada dasarnya mengaburkan masa depan (Eropa) melalui tangan mereka sendiri.”

Protes di Swedia yang melibatkan pembakaran Al Quran diorganisir oleh pengungsi Kristen Salwan Momika. Hal ini memicu kemarahan di Timur Tengah, termasuk negara asal Momika, Irak.

Erdogan pada Juli mengatakan akan mencabut blokade terhadap upaya Swedia untuk bergabung dengan NATO tetapi parlemen Turki belum meratifikasi keanggotaan negara tersebut.

Sementara Emir Qatar, kerajaan yang memiliki hubungan dekat dengan Barat dan dunia Islam lainnya, dalam pidatonya mengatakan bahwa “dengan sengaja mengkompromikan kesucian orang lain” tidak boleh dilihat sebagai kebebasan berekspresi.

“Saya akan mengatakan kepada saudara-saudara Muslim bahwa tidak masuk akal bagi kita untuk terganggu oleh orang bodoh atau orang yang bias setiap kali dia memprovokasi kita dengan membakar Al Quran atau dengan bentuk hal-hal sepele lainnya,” kata Emir Syekh Tamim bin Hamad Al Thani.

“Al Quran terlalu suci untuk dinodai oleh orang yang tidak berakal.” (Tempo)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel