Fumio Kihida Ganti Menlu dan Menhan Baru
pada tanggal
14 September 2023
TOKYO, LELEMUKU.COM - Perdana Menteri Jepang Fumio Kishida menunjuk menteri luar negeri dan menteri pertahanan baru pada hari Rabu (13/9) dalam perombakan besar-besaran yang meningkatkan jumlah perempuan di kabinet menjadi lima.
Popularitas Kishida dan kedudukannya di dalam partai yang berkuasa telah merosot sejak ia menjabat pada Oktober 2021, dan banyak pemilih yang tidak senang dengan cara pemerintahnya menangani negara dengan perekonomian terbesar ketiga di dunia itu.
Pria berusia 66 tahun itu akan mencalonkan diri kembali tahun depan sebagai presiden Partai Demokrat Liberal (LDP), yang telah mendominasi politik selama beberapa dekade, dan para ahli mengatakan perombakan kabinet adalah upaya untuk menaikkan tingkat dukungan terhadap dirinya.
Menteri Luar Negeri Yoshimasa Hayashi digantikan oleh Yoko Kamikawa, satu dari lima perempuan di kabinet baru, kata kepala sekretaris kabinet dan juru bicara pemerintah Hirokazu Matsuno kepada wartawan.
Kamikawa, 70, adalah menteri luar negeri perempuan pertama Jepang dalam 19 tahun terakhir.
Ia sempat menjabat sebagai menteri kehakiman lima tahun lalu ketika Jepang mengeksekusi pemimpin dan anggota sekte Aum Shinrikyo karena peran mereka dalam serangan mematikan sarin pada tahun 1995 di kereta bawah tanah Tokyo.
Minoru Kihara, 54 tahun, menggantikan Yasukazu Hamada sebagai menteri pertahanan, saat Jepang menghadapi meningkatnya ancaman dari Korea Utara dan memburuknya hubungan dengan China.
Dukungan publik terhadap pemerintahan Kishida hanya mencapai 36 persen sementara penolakannya mencapai 43 persen, menurut jajak pendapat yang dirilis Senin oleh lembaga penyiaran nasional NHK.
Mayoritas pemilih tidak puas dengan kebijakan pemerintah untuk mengatasi inflasi, menurut jajak pendapat Yomiuri yang diterbitkan bulan lalu.
Kishida mengatakan pada hari Minggu bahwa ia berencana untuk "menerapkan paket ekonomi yang berani" untuk mengatasi dampak kenaikan harga terhadap rakyat. Dan ia tetap bersama tim ekonominya dalam perombakan tersebut.
Shunichi Suzuki tetap menjabat sebagai menteri keuangan dan Yasutoshi Nishimura tetap menjabat sebagai menteri ekonomi, perdagangan dan industri. Mantan rival Kishida yang flamboyan, Taro Kono, tetap bertanggung jawab atas urusan digital.
Menteri Pertanian Tetsuro Nomura, yang baru-baru ini melontarkan kekeliruan mengenai pembuangan air limbah dari pembangkit listrik tenaga nuklir Fukushima yang dilanda bencana, digantikan.
“Perombakan kabinet, seperti biasa, merupakan upaya untuk menopang peringkat persetujuan yang melemah,” kata Brad Glosserman dari lembaga penelitian Pacific Forum.
Hal ini bertujuan untuk membuat terpilihnya kembali Kishida secara internal “lebih mungkin dilakukan dengan meningkatkan dukungan publik (dan) untuk memastikan bahwa faksi-faksi di dalam LDP terus mendukungnya,” katanya kepada AFP.
Dukungan publik telah terpukul dalam beberapa bulan terakhir karena masalah termasuk sistem identifikasi baru "My Number Card" yang bermasalah.
Skandal-skandal juga berdampak buruk, termasuk "perilaku tidak pantas" yang dilakukan putra Kishida, yang dicopot dari jabatan sekretaris eksekutifnya awal tahun ini.
Dalam kabinet yang dirombak itu, lima dari 19 menteri adalah perempuan, naik dari sebelumnya dua menteri.
Jumlah tersebut merupakan jumlah tertinggi dalam sejarah Jepang. (VOA)