Kunjungi India, Joe Biden akan Hadiri KTT G20 di India
pada tanggal
08 September 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Presiden Joe Biden berangkat ke KTT G20 di India dengan beberapa sasaran dan harapan besar bahwa Kelompok 20 Negara itu akan bisa bekerja sama, demikian menurut Gedung Putih.
Penasihat Keamanan Nasional Jake Sullivan mengatakan, “Kami harap KTT G20 ini akan menunjukkan bahwa ekonomi utama dunia bisa bekerja bersama dalam masa yang penuh tantangan ini. Jadi, ketika kami menuju New Delhi, fokus kami adalah memenuhi janji kepada negara berkembang, membuat kemajuan pada prioritas utama untuk warga Amerika mulai dari iklim sampai ke teknologi, dan memperlihatkan komitmen kami kepada G20 sebagai forum sebagaimana saya katakan sebelumnya, memenuhi janjinya.”
Pertemuan akan berlangsung di ibu kota India, New Delhi, dan akan didominasi oleh isu-isu yang tidak selalu disepakati para delegasi, seperti perang di Ukraina, perubahan iklim, dan reformasi lembaga multilateral yang menyediakan pendanaan untuk negara-negara berkembang, serta keputusan untuk menyambut Uni Afrika ke dalam organisasi itu.
Kata analis, absennya dua pemimpin utama, Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden China Xi Jinping akan berdampak pada sidang-sidang KTT ini.
John Kirton adalah ketua Kelompok Peneliti G20 di University of Toronto. “Tetapi saya berpendapat ini berita baik bahwa Putin sekali lagi memutuskan untuk tidak hadir pada KTT ini, sebagaimana di Bali tahun lalu. Dan malahan Xi Jinping dari Tiongkok tidak akan muncul. Itu akan membuatnya jauh lebih mudah untuk negara-negara lain mengambil tindakan.”
Dan para analis mengatakan mereka berharap Delhi dan Beijing bisa mengatasi perbedaan pendapat di antara mereka seputar peta baru teritorial Tiongkok yang dipermasalahkan oleh India.
Stephanie Segal adalah peneliti senior untuk program ekonomi di CSIS. “Ketegangan geopolitik sudah ada sebelum G20 di India. Fakta bahwa ketegangan ini meningkat dan menjadi fokus pada KTT ini jelas tidak ideal. Harapan saya adalah pemusatan perhatian KTT ini pada isu-isu ekonomi, dan isu pertikaian perbatasan masuk ke dalam kategori terpisah.”
Segal mengatakan dia berharap para delegasi berhasil mengatasi perbedaan pendapat mereka dan fokus pada reformasi lembaga multilateral seperti Bank Dunia, langkah yang menurut para analis akan berdampak luas.
Kembali Segal, "Apa yang dihasilkan reformasi itu, seandainya berhasil diloloskan, adalah memberi fokus lebih besar pada apa yang disebut global public goods atau kebutuhan publik di seluruh dunia, seperti iklim, kesiapan pandemi, dan ketidakamanan pangan. Reformasi akan memungkinkan lembaga-lembaga ini, termasuk Bank Dunia menyediakan pendanaan, baik untuk negara berkembang maupun negara berpendapatan rendah, dan pendanaan dengan syarat-syarat yang jauh lebih bisa diterima.”
KTT dimulai hari Sabtu (9/9) ini di New Delhi. (VOA)