Militer dari ASEAN Mulai Latihan Gabungan di Indonesia
pada tanggal
20 September 2023
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Militer dari negara-negara anggota Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) memulai latihan gabungan pertama mereka pada hari Selasa (19/9) di Indonesia, dengan perwakilan Myanmar hadir meskipun ada larangan dari blok itu terhadap para pemimpin junta.
Negara-negara ASEAN telah berpartisipasi dalam latihan pertahanan multinasional sebelumnya. Namun ini adalah latihan pertama yang hanya melibatkan blok tersebut, yang sedang berjuang melawan persepsi yang tidak relevan mengenai isu-isu regional utama seperti gejolak di Myanmar dan perselisihan di Laut China Selatan.
Ini adalah latihan nontempur, di mana pasukan berlatih dalam berbagai bidang seperti bantuan kemanusiaan, bantuan bencana, operasi penyelamatan dan patroli maritim gabungan, menurut tuan rumah Indonesia. “Dengan bersatu, kita dapat menjaga stabilitas di kawasan demi kepentingan rakyat,” kata Panglima TNI Laksamana Yudo Margono kepada wartawan di Pulau Batam.
Ia mengatakan pasukan dari setiap negara di blok tersebut, termasuk Myanmar, mengambil bagian dalam Latihan Solidaritas ASEAN yang berlangsung selama lima hari. Ia tidak merinci sejauh mana partisipasi Myanmar.
Pada upacara pembukaan latihan di pulau Batam, Myanmar diwakili oleh atase pertahanan. Seorang pejabat militer Indonesia mengatakan kepada kantor berita AFP tanpa menyebut nama bahwa Myanmar hanya akan menghadiri latihan tersebut sebagai pengamat.
Myanmar telah dilanda kekerasan mematikan sejak tahun 2021, ketika militer menggulingkan pemerintahan Aung San Suu Kyi dan melancarkan tindakan keras berdarah terhadap pembangkangan. Para pemimpin junta telah dilarang menghadiri pertemuan ASEAN, dan upaya blok tersebut untuk meredakan krisis sejauh ini tidak membuahkan hasil.
Indonesia juga membantah bahwa latihan tersebut bertujuan melawan sikap tegas China yang semakin meningkat di Laut China Selatan, yang hampir seluruh wilayahnya diklaim oleh Beijing.
China telah membuat marah Indonesia dan negara-negara Asia Tenggara lainnya dalam beberapa tahun terakhir dengan memasuki wilayah perairan yang mereka klaim. Negara ini telah mengembangkan pulau-pulau buatan di wilayah tersebut dan melengkapi beberapa pulau dengan fasilitas militer dan landas pacu.
Menanggapi latihan tersebut, juru bicara Kementerian Luar Negeri China Mao Ning pada hari Selasa mengatakan bahwa posisi Beijing di Laut China Selatan tetap “konsisten”.
Awalnya, penyelenggara berencana menggelar Latihan Solidaritas ASEAN di Laut Natuna Utara, yang menurut Indonesia berada dalam zona ekonomi eksklusifnya. Namun China juga sesekali mengirim patroli ke sana untuk menegaskan klaim bersejarahnya atas wilayah tersebut.
Setelah pembicaraan antara para pemimpin militer ASEAN pada bulan Juni, latihan tersebut dipindahkan ke Laut Natuna Selatan, untuk menghindari perairan yang disengketakan. Kamboja, sekutu utama China di kawasan, menolak mengonfirmasi keikutsertaannya pada lokasi awal namun kini hadir. (VOA)