-->

Akibat El Nino, Curah Hujan Monsun di India Terendah dalam 5 tahun


NEW DELHI, LELEMUKU.COM - India mencatat curah hujan monsun paling rendah sejak 2018 karena El Nino mengakibatkan Agustus menjadi bulan paling kering dalam lebih dari satu abad, menurut badan ramalan cuaca India, Sabtu (30/9).

Monsun, musim yang penting bagi perekonomian india yang bernilai 3 triliun dollar AS, mencurahkan 70 persen hujan tahunan India yang diperlukan untuk mengairi tanaman pertanian dan mengisi waduk-waduk serta air tanah.

Hampir setengah dari total lahan pertanian di negara dengan penduduk terbanyak di dunia itu tidak mempunyai irigasi. Akibatnya, hujan pada monsun menjadi penting bagi produksi pertanian.

Kekurangan curah hujan pada musim panas bisa mengakibatkan harga bahan pangan pokok, seperti gula tebu, kacang-kacangan, beras dan sayur lebih mahal dan menaikkan inflasi pangan secara keseluruhan.

India adalah produsen beras, gandum, dan gula tebu terbesar kedua di dunia. Produksi yang lebih rendah juga bisa mendorong India untuk menerapkan lebih banyak pembatasan ekspor terhadap komoditas pangan tersebut.

Departemen Meteorologi India (India Meteorological Department/IMD)mengatakan dalam pernyataannya bahwa curah hujan di seluruh negara itu pada Juni hingga September tercatat 94 persen dari rata-rata jangka panjangnya. Angka itu terendah sejak 2018.

IMD memperkirakan defisit curah hujan sebesar 4 persen untuk musim kali ini, dengan asumsi dampak El Nino terbatas.

El Nino adalah fenomena menghangatnya suhu perairan Pasifik yang biasanya disertai dengan cuaca yang lebih kering di anak benua India.

Monsun tidak merata. Curah hujan pada Juni tercatat 9 persen di bawah rata-rata karena hujan mulai lebih lambat. Namun curah hujan pada Juli pulih menjadi 13 persen di atas rata-rata.

Agustus mencetak rekor bulan paling kering dengan defisit curah hujat sebesar 36 persen, kata IMD. Namun, curah hujan pulih pada September yang tercatat 13 persen di atas normal.

Curah hujan di India diperkirakan akan normal kembali pada Oktober hingga Desember, kata dinas cuaca. Sedangkan untuk suhu udara diperkirakan akan tetap di atas normal di sebagian besar negara itu selama Oktober. (VOA)

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel



Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Lelemuku.com selain "" di Grup Telegram Lelemuku.com. Klik link https://t.me/lelemukucom kemudian join/bergabung. Pastikan Anda sudah menginstall aplikasi Telegram di ponsel.

Lelemuku.com - Cerdaskan Anak Negeri


Iklan Bawah Artikel