China Serukan Gencatan Senjata Terkait Konflik Israel-Hamas
pada tanggal
17 Oktober 2023
BEIJING, LELEMUKU.COM - Menteri Luar Negeri China, Senin (16/10) menyerukan gencatan senjata di Israel, dan dalam pertemuan dengan rekannya dari Rusia, ia mengatakan bahwa negara-negara besar dunia harus berupaya menghindari bencana kemanusiaan.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov membahas konflik antara Israel dan Hamas dengan Menteri Luar Negeri China Wang Yi di Beijing menjelang kunjungan Presiden Vladimir Putin ke China.
“Dewan Keamanan PBB harus mengambil tindakan, dan negara-negara besar harus memainkan peran aktif,” kata Wang kepada Lavrov, menurut transkrip pertemuan China.
“Gencatan senjata harus dilakukan, kedua belah pihak kembali ke meja perundingan, dan saluran kemanusiaan darurat harus dibangun untuk mencegah bencana kemanusiaan lebih lanjut,” jelasnya.
Rusia dan China, keduanya anggota tetap Dewan Keamanan PBB, mengatakan bahwa masalah mendasar yang menjadi inti konflik ini adalah kurangnya keadilan bagi warga Palestina.
Palestina menginginkan sebuah negara di Tepi Barat dan Jalur Gaza dengan Yerusalem Timur sebagai ibu kotanya, seluruh wilayah yang direbut Israel dalam perang tahun 1967.
Rusia mengutuk kekerasan terhadap orang Yahudi dan Palestina, namun Putin berulang kali mengkritik Amerika Serikat atas apa yang menurutnya merupakan pendekatan yang cacat dan mengabaikan perlunya negara Palestina yang merdeka.
“Pertukaran pandangan menyeluruh terjadi mengenai berbagai masalah internasional dan regional, termasuk situasi yang memburuk secara tajam di Timur Tengah,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia mengenai pertemuan dengan Wang.
Selama pembicaraan bilateral, Lavrov dan Wang Yi juga membahas konflik militer di Ukraina dan upaya untuk menyelesaikannya melalui “metode politik dan diplomatik”, kata kementerian tersebut.
“China mengapresiasi penghargaan dan dukungan yang tinggi dari Presiden Putin terhadap pembangunan Inisiatif Sabuk dan Jalan (Belt and Road Initiative), dan menyambut baik partisipasi aktif pihak Rusia yang terus berlanjut,” kata Wang. (VOA)