Elon Musk Sebut Starlink akan Sediakan Koneksi Internet di Gaza untuk Organisasi Kemanusiaan
pada tanggal
30 Oktober 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Elon Musk mengatakan pada Sabtu (28/10) bahwa penyedia jasa internet berbasis satelit milik SpaceX, Starlink, akan memberi mendukung hubungan komunikasi kepada "organisasi bantuan yang diakui secara internasional" di Gaza. Rencana itu langsung ditanggapi Menteri Komunikasi Israel yang mengatakan akan menentang tindakan tersebut.
Musk mengatakan dalam sebuah kiriman teks di platform media sosial X bahwa tidak jelas siapa yang memiliki otoritas untuk jalur darat di Gaza. Namun kita tahu bahwa "tidak ada terminal yang meminta sambungan di wilayah itu."
Matinya layanan telepon dan internet mengisolasi orang-orang di Jalur Gaza dari dunia luar dan satu sama lain pada Sabtu (28/10). Akibatnya sulit untuk melakukan komunikasi karena Israel memperluas serangan udara dan daratnya.
Organisasi-organisasi kemanusiaan internasional mengatakan pemadaman listrik, yang dimulai pada Jumat (27/10) malam, memperburuk situasi yang sudah menyedihkan karena menghambat operasi penyelamatan jiwa dan mencegah kontak dengan staf mereka di lapangan.
SpaceX tidak segera menanggapi permintaan komentar Reuters tentang bagaimana mereka akan memastikan koneksi Starlink digunakan oleh organisasi bantuan dan bukan oleh kelompok militan Palestina Hamas, yang menguasai Jalur Gaza.
Menanggapi postingan Musk di X, Menteri Komunikasi Israel Shlomo Karhi mengatakan Israel "akan menggunakan segala cara untuk menggagalkan hal ini."
“HAMAS akan menggunakannya untuk kegiatan teroris,” tulis Karhi. "Mungkin Musk bersedia mengkondisikannya dengan membebaskan bayi, putra, putri, orang lanjut usia yang kami culik. Semuanya! Saat itu, kantor saya akan memutuskan hubungan apa pun dengan Starlink."
Setelah invasi Rusia ke Ukraina pada Februari 2022, satelit Starlink dilaporkan sangat penting untuk menjaga konektivitas internet di beberapa wilayah meskipun ada upaya gangguan dari Rusia.
Sejak itu, Musk mengatakan dia menolak memperluas cakupan wilayah Krimea yang diduduki Rusia, dan menolak mengizinkan satelitnya digunakan untuk serangan Ukraina terhadap pasukan Rusia di sana. (VOA)