Kemenlu Minta WNI Keluar dari Palestina dan Israel
pada tanggal
10 Oktober 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Kementerian Luar Negeri, pada Selasa (10/10) pagi meminta seluruh warga negara Indonesia (WNI) yang berada di wilayah Palestina dan Israel untuk segera meninggalkan kedua negara tersebut.
“Menimbang situasi keamanan terakhir dan demi keselamatan para WNI, pemerintah Indonesia menghimbau agar WNI yang berada di wilayah Palestina, maupun Israel, segera meninggalkan wilayah tersebut,” demikian petikan pernyataan Kementerian Luar Negeri yang disampaikan melalui situs resmi kementerian tersebut.
Lebih jauh pernyataan itu juga mengimbau “mereka yang sudah merencanakan perjalanan ke kedua wilayah tersebut untuk membatalkan rencananya hingga adanya pemberitahuan lebih lanjut dari pemerintah.”
Belum ada rincian lebih lanjut tentang hal-hal yang melatarbelakangi keluarnya imbauan tersebut.
“Pengepungan Total” Gaza
Pertempuran di antara kelompok militan Hamas dan Israel masih terus berlangsung. Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant, pada Senin (9/10), memerintahkan "pengepungan total" di Gaza, dengan mengatakan pihak berwenang akan memutus aliran listrik, makanan, air, dan bahan bakar.
“Kami melawan manusia yang tidak berperikemanusiaan, dan kami akan bertindak sesuai hal itu,” tegasnya.
Israel dan Mesir telah memberlakukan blokade dalam berbagai tingkat di wilayah itu sejak Hamas merebut kekuasaan dari pasukan Palestina pada tahun 2007.
Israel pada Minggu (8/10) secara resmi menyatakan perang, menandakan pertempuran yang lebih besar pada masa depan, dan kemungkinan serangan darat ke Gaza; langkah yang pada masa lalu telah menimbulkan semakin banyak korban jiwa.
Sepanjang hari Senin, Israel telah menyerang lebih dari 1.000 target di Gaza, sementara tank-tank dan pesawat nirawak menjaga celah-celah pagar perbatasan untuk mencegah penyusupan lebih lanjut.
Hamas Ancam Bunuh Sandera
Sementara itu, pihak Hamas masih terus menembakkan rentetan roket, memicu sirene serangan udara di Yerusalem dan Tel Aviv.
Brigade Al Qassam, sayap bersenjata kelompok militan Hamas, telah memperingatkan bahwa mereka akan membunuh seorang sandera Israel setiap kali militer Israel mengebom sasaran sipil di Jalur Gaza tanpa memberi peringatan lebih dulu.
Dalam sebuah pesan audio yang dirilis pada Senin (9/10) malam, juru bicara Brigade Al Qassam, Abu Obeida, mengatakan ancaman itu merupakan tanggapan terhadap serangan udara intens yang diarahkan Israel ke daerah-daerah sipil.
"Kami menyatakan bahwa untuk setiap tindakan [yang] menarget orang-orang kami di rumah mereka, tanpa peringatan sebelumnya, akan dibalas dengan eksekusi terhadap sandera sipil yang kami tahan. Kami dipaksa untuk menyiarkannya dengan audio dan video. Dengan keputusan ini, kami meminta Israel untuk bertanggung jawab. Bola ada di tangan Israel sekarang,” ujar Abu Obeida.
Belum ada tanggapan dari pihak Israel terhadap ancaman itu. (VOA)