Komisi HAM PBB Kerahkan Tim Selidiki Serangan Rudal di Desa Hroza, Ukraina
pada tanggal
07 Oktober 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Komisaris Tinggi PBB untuk urusan HAM (OHCHR) pada Jumat (6/10) mengerahkan satu tim lapangan untuk menyelidiki serangan udara terhadap desa Hroza, Ukraina, yang menewaskan sedikitnya 52 orang.
Serangan rudal menghantam sebuah kafe dan toko kelontong di desa itu hari Kamis, sewaktu orang-orang berkumpul untuk berduka atas gugurnya seorang tentara Ukraina. OHCHR mengatakan rudal itu kemungkinan besar ditembakkan oleh Rusia tetapi terlalu dini untuk memastikannya.
“Komisaris Tinggi PBB untuk HAM Volker Turk yang melihat sendiri dampak mengerikan serangan semacam itu, sangat terkejut dan mengutuk pembunuhan tersebut,” kata juru bicara OHCHR Elizabeth Throssell kepada wartawan di Jenewa. “Ia telah mengerahkan tim lapangan ke lokasi untuk berbicara dengan para penyintas dan mendapatkan lebih banyak informasi,” lanjutnya.
Tiga hari berkabung diumumkan di wilayah Kharkiv setelah serangan paling banyak menewaskan korban di wilayah itu sejak invasi Rusia lebih dari 19 bulan lalu. Serangan itu juga menewaskan korban sipil paling banyak dalam satu serangan Rusia.
Moskow membantah sengaja menargetkan warga sipil, tetapi banyak yang tewas di dalam serangan-serangan yang menghantam daerah-daerah permukiman, selain fasilitas energi, pertahanan, pelabuhan, gudang biji-bijian dan sebagainya.
“Pada tahap ini, jelas sangat sulit untuk menentukan kepastian absolut mengenai apa yang terjadi,” kata Throssell. “Tetapi mengingat lokasinya, mengingat fakta bahwa yang dihantam adalah kafe, indikasinya adalah ini merupakan serangan rudal Rusia.
Ia menambahkan bahwa bagaimana pun serangan itu perlu ditinjau lebih jauh. “Yang jelas adalah banyaknya nyawa yang hilang dan tentu saja ini patut disesalkan dalam semua situasi.”
Throssell mengatakan bahwa misi pemantau HAM OHCHR di Ukraina telah menetapkan nama 35 orang yang tewas dalam serangan, termasuk di antaranya 19 perempuan, 15 lelaki dan seorang bocah lelaki usia 8 tahun.
“Sebelum invasi Rusia, populasi desa itu sekitar 300,” kata Throssell. “Tidak jelas sekarang berapa warga yang masih tinggal di sana. Tetapi jelas bahwa dengan banyaknya orang yang tewas, semua orang di komunitas kecil itu terdampak.” (VOA)