Korban Tewas Akibat Gempa di Afghanistan Capai 1.000 Orang
pada tanggal
08 Oktober 2023
KABUL, LELEMUKU.COM - Korban tewas akibat serangkaian gempa bumi di Afghanistan barat meningkat tajam pada Minggu (8/10) menjadi lebih dari 1.000 orang ketika tim SAR berusaha mencari korban yang selamat di antara reruntuhan desa yang rata dengan tanah.
Gempa berkekuatan 6,3 magnitudo yang terjadi pada Sabtu (7/10) – diikuti oleh delapan gempa susulan yang kuat – mengguncang daerah yang sulit dijangkau 30 kilometer barat laut Ibu Kota Provinsi Herat. Gempa tersebut merobohkan rumah-rumah di pedesaan dan membuat penduduk kota panik dan melarikan diri ke jalan-jalan
“Sayangnya, jumlah korban jiwa sangat tinggi,” kata wakil juru bicara pemerintah Bilal Karimi pada Minggu (8/10) pagi, ketika tingkat kerusakan menjadi jelas.
“Jumlah korban tewas lebih dari 1.000 orang. Kami menunggu hasil akhirnya,” katanya kepada AFP.
Seorang reporter AFP pada Sabtu (7/10) malam melihat puluhan rumah hancur di dekat pusat gempa, di Desa Sarboland di distrik Zinda Janseorang. Daerah tersebut terguncang selama lebih dari lima jam.
Laki-laki menyekop tumpukan batu yang hancur sementara perempuan dan anak-anak menunggu di tempat terbuka. Rumah-rumah yang hancur memperlihatkan barang-barang pribadi yang berkibar-kibar ditiup angin kencang.
Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO) mengatakan lebih dari 600 rumah hancur atau rusak sebagian di setidaknya 12 desa di Provinsi Herat, dengan sekitar 4.200 orang terkena dampaknya.
“Pada guncangan pertama, semua rumah runtuh,” kata Bashir Ahmad, 42 tahun.
“Mereka yang berada di dalam rumah dikuburkan,” katanya. “Ada keluarga yang belum kami dengar kabarnya.”
WHO mengatakan pada Sabtu (7/10) malam “jumlah korban diperkirakan akan meningkat seiring operasi pencarian dan penyelamatan yang sedang berlangsung.”
Afghanistan sudah dilanda krisis kemanusiaan yang mengerikan. Negara-negara Barat memutuskan menarik bantuan asingnya secara luas setelah Taliban kembali berkuasa pada 2021.
Provinsi Herat yang berbatasan dengan Iran, yang dihuni oleh sekitar 1,9 juta penduduk, juga telah menderita karena kekeringan bertahun-tahun sehingga melumpuhkan industri pertanian. (VOA)