Perubahan Peta Koalisi Pemilu Argentina
pada tanggal
26 Oktober 2023
BUENOS AIRES, LELEMUKU.COM - Calon presiden Argentina yang kalah, Patricia Bullrich, pada Rabu (25/10) mengatakan bahwa ia akan mendukung tokoh libertarian Javier Milei dalam pemilu putaran kedua, 19 November melawan menteri perekonomian negara itu, Sergio Massa.
Bullrich, yang berada di urutan ketiga dengan hampir 24 persen suara pada pemilu putaran pertama hari Minggu, mengatakan bahwa kalau dihadapkan pada dilema perubahan atau kelangsungan mafia yang berkuasa, dia akan mendukung Milei yang antikemapanan, meskipun mereka memiliki banyak perbedaan.
“Kita tidak bisa tetap netral. Mayoritas warga Argentina memilih perubahan,” katanya pada konferensi pers.
Bullrich mengklarifikasi bahwa dia tidak berbicara atas nama partainya atau koalisi yang dia wakili dalam pemilu.
Argentina, negara dengan perekonomian terbesar ketiga di Amerika Latin, sedang menghadapi persaingan ketat di antara kandidat yang bersaing. Massa sangat mengejutkan karena berada di posisi teratas, dengan 36,68 persen suara, meskipun Argentina menghadapi inflasi tiga digit dan catatan rekor tingkat kemiskinan dalam waktu kurang dari setahun semasa ia menjabat menteri perekonomian.
Ia mewakili koalisi Peronis kiri-tengah yang telah lama mendominasi politik negara tersebut. Para kritikus menganggapnya sebagai penyebab kesengsaraan abadi ekonomi Argentina.
Saingannya, Milei, adalah pendatang baru dalam dunia politik. Ia tampil dengan janji akan melakukan dolarisasi perekonomian, mendinamisasi bank sentral, dan memangkas belanja publik, sehingga memicu semangat masyarakat yang sangat membutuhkan perubahan.
Dia berada di urutan kedua dengan 29,98 persen suara.
Para pengamat mengatakan, kampanye Milei, yang disampaikan dengan menghadirkan alat bantu seperti gergaji mesin di tempat kampanye, mungkin telah membuat takut banyak orang, yang bergantung pada kebijakan kesejahteraan dan subsidi negara.
Sikapnya yang antiaborsi, prosenjata, kata-kata kasarnya terhadap Paus Fransiskus asal Argentina, dan gagasan kontroversial lainnya, juga dipandang telah menguji keinginan pemilih untuk menghukum partai-partai tradisional. (VOA)