PPP Fokus Pada Pemenangan Pemilu, Meski Hasil Survei Sebut Ancaman Ambang Batas Parlemen
pada tanggal
04 Oktober 2023
JAKARTA, LELEMUKU.COM - Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Achmad Baidowi, mengungkapkan bahwa setiap hasil survei selalu dijadikan bahan evaluasi untuk langkah pemenangan partainya dalam Pemilu 2024. Meskipun survei Indikator Politik Indonesia mengindikasikan bahwa PPP menghadapi risiko tidak lolos ambang batas parlemen dengan perolehan suara 2,4 persen, Achmad Baidowi berfokus pada upaya memastikan kemenangan PPP di pemilu mendatang.
Menurut Achmad Baidowi atau yang akrab disapa Awiek, PPP memandang hasil survei sebagai temuan riset yang perlu dihargai, namun tidak menjadikannya tolak ukur mutlak. Dia menekankan bahwa PPP akan selalu fokus untuk lolos ke parlemen dengan meraih dukungan rakyat, bukan hanya berorientasi pada hasil survei.
"Saat pengambilan sampel survei, posisi calon anggota (caleg) PPP belum bergerak masif karena belum memasuki tahapan daftar calon tetap (DCT). Jika survei dilakukan saat DCT diumumkan dan semua bergerak, maka kami yakin hasilnya akan jauh lebih baik," ungkap Achmad Baidowi di Jakarta.
Survei Indikator Politik Indonesia menyajikan hasil elektabilitas partai politik, di mana PPP menempati peringkat dengan perolehan suara 2,4 persen. Namun, partai ini optimistis bahwa dengan berjalannya tahapan pemilu, dukungan akan terus bertambah. Hasil survei ini juga mencantumkan elektabilitas partai politik lainnya seperti PDIP, Partai Gerindra, Partai Golkar, PKB, dan lainnya.
Survei Indikator Politik Indonesia dilakukan pada periode 25 Agustus hingga 3 September 2023 dengan melibatkan 1.200 responden. Metode random sampling digunakan dengan tingkat kepercayaan mencapai 95 persen dan toleransi kesalahan sekitar 2,9 persen. Meskipun survei ini memberikan gambaran awal, PPP tetap fokus dan optimis untuk memperoleh dukungan yang cukup dalam Pemilu 2024 demi mencapai posisi di parlemen.
Hasilnya adalah PDIP (26 persen), Partai Gerindra (12,6 persen), Partai Golkar (9,2 persen), PKB (7,5 persen), PKS (5,2 persen), Partai Demokrat (5,1 persen), Partai NasDem (4,8 persen), dan PAN (4,5 persen), PPP (2,4 persen), Partai Perindo (1,9 persen), PSI (0,8 persen), Partai Hanura (0,3 persen, Partai Garuda (0,3 persen), dan Partai Gelora (0,2 persen), PBB (0,1 persen), Partai Buruh (0,1 persen), Partai Ummat dan PKN (0 persen). (Gilang)