Antony Blinken Tiba di Israel
pada tanggal
04 November 2023
YERUSALEM, LELEMUKU.COM - Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Antony Blinken tiba di Israel pada Jumat (3/11), sewaktu pasukan Israel mengepung Kota Gaza. Blinken diperkirakan akan menekan pemerintah Israel untuk menghentikan ofensifnya di Gaza agar bantuan kemanusiaan dapat memasuki daerah itu. Ia bertemu dengan PM Israel Benjamin Netanyahu dan kabinet Israel pada Jumat.
Kunjungan ini berlangsung sementara pasukan darat Israel mengepung Kota Gaza di tengah-tengah upaya diplomatik untuk menghentikan sementara pertempuran dengan militan Hamas dan krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza.
Presiden AS Joe Biden pada Rabu (1/11) mendesak “jeda kemanusiaan” dalam perang antara Israel dan Hamas. “Jeda artinya memberi waktu untuk membuat para tawanan keluar. Beri waktu,” katanya.
Militan Hamas menawan lebih dari 240 sandera dalam serangan 7 Oktober terhadap Israel yang menewaskan 1.400 orang. Israel menyatakan perang melawan Hamas setelah serangan itu dan bombardemen terus menerus terhadap Gaza telah menewaskan ribuan orang Palestina. Kementerian Kesehatan Palestina yang dikelola Hamas mengatakan korban tewas di daerah kantong itu telah melampaui 9.000.
Hari Jumat, Israel mulai mengirim pulang ribuan pekerja Palestina yang terdampar di Israel, setelah serangan Hama terhadap Israel hampir satu bulan silam.
Kelompok warga negara asing pertama, yang terperangkap di Jalur Gaza sejak awal perang, mulai memasuki Mesir pada Rabu. Lebih banyak lagi yang meninggalkan Gaza pada Kamis.
Biden mengatakan dalam pertemuan di Oval Office dengan Presiden Republik Dominika Luis Abinader, bahwa 74 orang Amerika yang berkewarganegaraan ganda dievakuasi pada Kamis.
Juru bicara Dewan Keamanan Nasional John Kirby mengatakan kepada wartawan bahwa lima orang Amerika lainnya telah keluar melalui perlintasan perbatasan Rafah pada hari Rabu.
“Ini adalah pertanda baik bahwa ini menuju ke arah yang benar,” kata Kirby. “Kami ingin mengeluarkan mereka semua sesegera mungkin.”
Ia memperkirakan ada antara 1.000 hingga 1.200 orang Amerika berkewarganegaraan ganda, penduduk tetap AS yang sah dan keluarga mereka di Gaza.
Pembukaan kembali pos perbatasan Rafah untuk memungkinkan para pemegang paspor asing meninggalkan daerah itu merupakan bagian dari kesepakatan antara Israel, Mesir dan Hamas yang diperantarai Qatar.
Sedikitnya 81 orang Palestina yang terluka juga diangkat dengan ambulans dari Gaza ke beberapa rumah sakit di Mesir sebagai bagian dari kesepakatan itu.
Warga Sipil Terjebak dalam Baku Tembak
UNRWA, badan PBB yang membantu warga Palestina, mengatakan, empat tempat penampungannya yang dihuni sekitar 20 ribu pengungsi telah dihantam serangan baru-baru ini. Dua di Gaza Utara, yang berada di bawah perintah evakuasi Israel, dan dua lainnya di bagian selatan Jalur itu.
“Hari ini, sebuah sekolah yang dijadikan tempat penampungan rusak di kamp pengungsi Jabaliya, kamp terbesar di Jalur Gaza. Menurut laporan ini menewaskan sedikitnya 20 orang dan mencederai lima orang,” kata Komisaris Jenderal UNRWA Philippe Lazzarini dalam sebuah pernyataan. “Ini terjadi setelah dua hari bombardemen hebat di kawasan itu.”
Israel mengatakan pihaknya melancarkan serangan udara di Jabaliya pada hari Selasa dengan menarget seorang komandan senior Hamas. Kamp itu diserang untuk kedua kalinya pada hari Rabu. Hamas membantah keberadaan komandannya di kamp itu dan mengatakan 195 warga sipil tewas dalam serangan tersebut.
Israel menuduh Hamas, yang ditetapkan sebagai kelompok teroris oleh AS dan negara-negara lain, menggunakan warga sipil sebagai perisai dan memiliki jaringan terowongan bawah tanah yang luas di Gaza, yang diyakini menjadi tempat menyimpan senjata, makanan dan pasokan lainnya.
Kantor HAM PBB pada Rabu mengatakan bahwa mengingat tingginya jumlah korban sipil dan besarnya kehancuran setelah serangan Israel terhadap kamp tersebut, “Kami memiliki keprihatinan serius bahwa serangan-serangan tidak proporsional ini dapat merupakan kejahatan perang.” (VOA)