Negara-Negara Kepulauan Pasifik Beri Dukungan Kuat untuk Israel di PBB
pada tanggal
09 November 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Lebih dari 13.000 kilometer dari Yerusalem, di Kepulauan Marshall, berdiri sebuah konsulat Israel. Misi ini adalah salah satu dari hanya 10 misi luar negeri di Kepulauan Marshall, yang merupakan simbol hubungan kuat antara kepulauan di Pasifik Selatan itu dengan Israel.
Pada pemungutan suara Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) pada 27 Oktober yang menuntut gencatan senjata di Gaza, hanya 12 negara yang bergabung dengan Amerika Serikat (AS) dan Israel yang memberikan suara menentang resolusi tersebut. Enam dari suara “tidak” tersebut berasal dari Pasifik Selatan: Fiji, Kepulauan Marshall, Mikronesia, Nauru, Papua Nugini, dan Tonga. Palau abstain.
Angka tersebut mencerminkan dampak besar yang dapat ditimbulkan oleh negara-negara berpenduduk sedikit di Majelis Umum PBB.V
VOA meneliti 16 pemungutan suara di Majelis Umum PBB terkait Israel pada 2022 yang dihitung oleh UN Watch, sebuah organisasi non-pemerintah yang berbasis di Swiss. Mikronesia mengambil sikap pro-Israel dengan 14 dari 16 pemungutan suara, sementara Kepulauan Marshall mengambil sikap pro-Israel sebanyak 13 kali.
John Hennessey-Niland, mantan duta besar AS untuk Palau, mengatakan kepada VOA bahwa kedekatan tersebut dimulai pada periode antara 1977 dan 1990 ketika Negara Federasi Mikronesia, Kepulauan Marshall, dan Palau semuanya menjadi negara-negara berdaulat.
Kemerdekaan pulau-pulau tersebut dinegosiasikan oleh Peter Rosenblatt, seorang tokoh Yahudi-Amerika, yang saat itu menjabat sebagai Duta Besar AS semasa pemerintahan Presiden Jimmy Carter untuk Negosiasi Status Politik Masa Depan Wilayah Perwalian Kepulauan Pasifik.
Bertahun-tahun setelahnya, Fiji telah menerima bantuan Israel dalam proyek desalinasi dan menjadi negara penyumbang tentara per kapita tertinggi untuk misi penjaga perdamaian PBB. Kebanyakan dari tentara Fiji, menurut Kementerian Luar Negeri Israel, bertugas di perbatasan selatan Israel dengan Mesir.
Setelah serangan teror Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober, Presiden Palau Surangel S. Whipps mengutuk serangan tersebut dalam sebuah surat, yang juga dibagikan kepada VOA. Surat Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu itu di antaranya berbunyi: “Republik kami dan rakyat kami berdiri dalam solidaritas dengan Israel.” (VOA)