Vladimir Putin Disebut akan Calonkan Diri pada Pilpres 2024
pada tanggal
07 November 2023
MOSKOW, LELEMUKU.COM - Presiden Rusia Vladimir Putin akan mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan. Pilpres pada Maret 2024 itu diduga hanya formalitas dan nantinya Putin akan memimpin Rusia hingga 2030.
Seperti dilansir Reuters pada Senin, elektabilitas Putin saat ini memiliki tingkat persetujuan yang mendekati 80 persen. "Keputusan sudah diambil, dia akan mencalonkan diri," kata enam sumber kepada Reuters.
Putin telah berkuasa sebagian besar sejak 1999, dengan hanya satu periode saat ia menyerahkan jabatan presiden kepada Dmitry Medvedev antara 2008-2012. Para pejabat intelijen asing meyakini bahwa ia akan tetap berkuasa hingga akhir hayatnya.
Putin berusia 71 tahun pada 7 Oktober lalu.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengatakan bahwa Putin belum membuat pengumuman apa pun bahwa ia akan mencalonkan diri untuk masa jabatan berikutnya dan kampanyenya belum diumumkan.
“Presiden belum membuat pernyataan apa pun” mengenai hal ini, kata Peksov ketika ditanya tentang laporan Reuters bahwa Putin telah memutuskan untuk mencalonkan diri. “Dan kampanye tersebut belum diumumkan secara resmi,” kata Peskov.
Masa jabatan yang panjang ini membuatnya menjadi presiden terlama di Rusia sejak Joseph Stalin, yang memerintah selama sekitar 30 tahun. Keputusan Putin untuk mencalonkan diri dalam pemilihan presiden tahun depan datang di tengah situasi geopolitik yang rumit, termasuk konflik dengan Barat dan tekanan ekonomi akibat sanksi internasional.
Meskipun Putin mungkin tidak menghadapi persaingan nyata dalam pemilu, mantan mata-mata KGB ini menghadapi tantangan paling serius yang pernah dihadapi pemimpin Kremlin mana pun sejak Mikhail Gorbachev bergulat dengan runtuhnya Uni Soviet lebih dari tiga dekade lalu.
Perang di Ukraina telah memicu konfrontasi terbesar dengan Barat sejak Krisis Rudal Kuba tahun 1962. Sanksi Barat telah memberikan guncangan eksternal terbesar terhadap perekonomian Rusia dalam beberapa dekade, dan Putin menghadapi pemberontakan yang gagal oleh tentara bayaran paling kuat di Rusia, Yevgeny Prigozhin, pada bulan Juni. (Tempo)