WHO Sebut Wabah Penyakit di Gaza Bisa Lebih Mematikan daripada Bom
pada tanggal
29 November 2023
WASHINGTON, LELEMUKU.COM - Penyakit dapat menjadi penyebab utama orang-orang meninggal di Jalur Gaza dibandingkan akibat pengeboman Israel, jika sistem kesehatan tidak diperbaiki, kata juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada Selasa.
“Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang meninggal karena penyakit dibandingkan dengan yang kita lihat akibat pengeboman jika kita tidak mampu memperbaiki sistem kesehatan ini,” kata juru bicara WHO Margaret Harris pada sebuah pengarahan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di Jenewa, Swiss.
Otoritas kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 15 ribu orang telah dipastikan tewas dalam pengeboman Israel di Gaza, sekitar 40 persen dari mereka adalah anak-anak, dan banyak lagi jasad dikhawatirkan masih berada di bawah reruntuhan.
Selain membombardir Gaza, Israel juga menerapkan blokade yang ketat di wilayah kantong tersebut, membuat warga Gaza mengalami krisis kebutuhan dasar seperti makanan, bahan bakar, dan air bersih.
Harris kerap mengulangi kekhawatirannya mengenai peningkatan wabah penyakit menular, terutama penyakit diare.
Mengutip laporan PBB mengenai kondisi kehidupan para pengungsi di Gaza utara, dia berkata, “(Tidak ada) obat-obatan, tidak ada kegiatan vaksinasi, tidak ada akses terhadap air bersih dan kebersihan serta tidak ada makanan. Kami melihat jumlah kasus diare yang sangat tinggi pada balita.”
Dia menyebut runtuhnya Rumah Sakit Al Shifa — rumah sakit pusat terbesar di Jalur Gaza, yang terletak di Gaza utara — sebagai sebuah tragedi dan menyuarakan keprihatinan tentang penahanan beberapa staf medisnya oleh pasukan Israel selama konvoi evakuasi WHO.
Juru bicara Badan Anak-Anak PBB di Gaza, James Elder, mengatakan kepada wartawan melalui tautan video bahwa rumah sakit di Gaza dipenuhi anak-anak yang menderita luka perang dan gastroenteritis karena meminum air kotor.
“Saya bertemu banyak orang tua… Mereka tahu persis apa yang dibutuhkan anak-anak mereka. Mereka tidak memiliki akses terhadap air bersih dan ini melumpuhkan mereka,” katanya.
Elder menggambarkan melihat seorang anak dengan sebagian kakinya hilang tergeletak di lantai rumah sakit selama beberapa jam, tanpa mendapat perawatan karena kurangnya tenaga medis.
Sebelumnya, badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) juga sempat mengatakan bahwa blokade yang diterapkan Israel di Gaza dapat menjadi alasan utama orang-orang terbunuh di sana. (Tempo)