Israel Bantah Usir Warga Palestina dari Gaza
pada tanggal
11 Desember 2023
YERUSALEM, LELEMUKU.COM - Juru bicara pemerintah Israel Eylon Levy pada Minggu membantah tudingan Menteri Luar Negeri Yordania bahwa negaza Zionis itu berusaha “mengosongkan Gaza dari warga Palestina” dalam sebuah kampanye yang setara dengan “genosida”.
Levy menyebut tuduhan Menlu Yordania Ayman Safadi “keterlaluan”.
“Israel berjuang untuk mempertahankan diri dari monster-monster yang melakukan pembantaian 7 Oktober, dan tujuan dari kampanye kami adalah untuk membawa monster-monster itu ke pengadilan dan memastikan mereka tidak lagi menyakiti rakyat kami,” kata dia.
Menlu Yordania Ayman Safadi di Forum Doha sebelumnya mengatakan,“Apa yang kami lihat di Gaza bukan sekadar pembunuhan terhadap orang-orang tak berdosa dan penghancuran mata pencaharian mereka, namun upaya sistematis untuk mengosongkan Gaza dari penduduknya.”
Yordania berbatasan dengan Tepi Barat yang diduduki dan menampung sebagian besar warga Palestina setelah berdirinya Israel pada 1948.
Meski Israel membantah, tudingan serupa juga dilontarkan kepala badan PBB untuk pengungsi Palestina (UNRWA) dalam kesempatan terpisah.
Dalam sebuah opini yang diterbitkan pada Sabtu di Los Angeles Times, ketua UNRWA Philippe Lazzarini menunjuk pada krisis kemanusiaan yang memburuk di Gaza dan meningkatnya konsentrasi warga sipil yang mengungsi di dekat perbatasan yang melarikan diri dari pertempuran, pertama di utara dan kemudian lebih jauh ke selatan.
“Perserikatan Bangsa-Bangsa dan beberapa negara anggota, termasuk AS, dengan tegas menolak pemindahan paksa warga Gaza keluar dari Jalur Gaza,” kata Lazzarini.
“Tetapi perkembangan yang kita saksikan menunjukkan adanya upaya untuk memindahkan warga Palestina ke Mesir, terlepas dari apakah mereka tinggal di sana atau dimukimkan kembali di tempat lain.”
Kehancuran yang meluas di wilayah utara Palestina dan pengungsian yang diakibatkannya adalah “tahap pertama dari skenario seperti itu”, tambahnya, sementara memaksa warga sipil dari kota selatan Khan Yunis lebih dekat ke perbatasan Mesir adalah tahap berikutnya.
“Jika jalan ini terus berlanjut, yang mengarah pada apa yang oleh banyak orang disebut sebagai Nakba kedua, Gaza tidak akan menjadi tanah bagi warga Palestina lagi,” kata Lazzarini, menggunakan istilah Arab untuk eksodus atau pengungsian paksa 760.000 warga Palestina selama perang yang memicu penciptaan Israel pada 1948.
Menurut UNRWA, sekitar 85 persen penduduk Gaza, atau hampir dua juta orang, telah mengungsi sejak pecahnya perang menyusul serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. (Tempo)