Pakistan Sebut Serangan Militan Tewaskan 12 Personel Keamanan
pada tanggal
12 Desember 2023
RAMALLAH, LELEMUKU.COM - Serangan militan pada Selasa (12/12) pagi di Khyber Pakhtunkhwa, provinsi di bagian barat laut Pakistan, menewaskan sedikitnya 12 personel keamanan dan mencederai beberapa lainnya.
Serangan terjadi di Deraban, daerah terpencil di distrik Dera Ismail Khan di dekat distrik-distrik kesukuan Pakistan yang berbatasan dengan Afghanistan.
Berbicara kepada VOA, petugas penyelamat Aizaz Mehmood mengukuhkan bahwa sedikitnya ada 12 korban. Ia mengatakan tim-tim penyelamat telah dikirim dari daerah-daerah lainnya.
Berbagai laporan mengenai jumlah korban tewas yang lebih banyak bermunculan. Namun, sejauh ini media militer belum mengeluarkan pernyataan.
Menurut berbagai sumber, militan menabrakkan kendaraan penuh bahan peledak ke tembok sebuah fasilitas yang dikelola militer, diikuti kemudian dengan kedatangan para pelaku serangan bunuh diri. Dalam pertempuran selanjutnya, sedikitnya lima militan tewas.
Tehreek-e-Jihad Pakistan, kelompok militan yang terbilang baru dan kurang dikenal, mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Kelompok ini telah melancarkan beberapa serangan besar terhadap pasukan keamanan dalam beberapa bulan belakangan, termasuk di antaranya serangan terhadap sebuah pangkalan angkatan udara pada awal November yang merusak tiga pesawat. Pada Juli lalu, kelompok itu mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap sebuah markas militer di Provinsi Baluchistan di bagian barat daya dan menewaskan 12 tentara Pakistan.
Penjabat PM Pakistan, Anwaar-ul-Haq, yang mengecam serangan itu dalam pesannya di X, sebelumnya dikenal sebagai Twitter, mengungkapkan tekad negaranya untuk terus memerangi terorisme.
Militer dan polisi Pakistan kerap menjadi sasaran serangan mematikan, terutama di provinsi Khyber Pakhtunkhwa dan Baluchistan.
Pakistan menuduh teroris yang ada di wilayah Afghanistan bertanggung jawab atas serangan tersebut dan menuduh Taliban Afghanistan memberi mereka tempat berlindung yang aman. Para penguasa de facto di Kabul membantah tuduhan tersebut. (VOA)